Sukses

6 Pasangan Ini Lakukan Pernikahan di Flying Fox, Antimainstream Abis

Pernikahan yang tak lazim

Liputan6.com, Jakarta Pernikahan adalah hal yang sakral serta menjadil hal yang diimpikan semua manusia entah itu laki-laki ataupun perempuan. Dengan menikah hubungan sepasang kekasih sudah diakui secara resmi oleh negara dan agama. Begitu spesialnya momen pernikahan, banyak orang mengharapkan pernikahan mereka dapat berlangsung secara spesial.

Baru-baru ini di Yogyakarta telah selesai mengadakan hajatan pernihakan yang tak lazim dilakukan oleh sebagian orang. Biasanya orang pada umumnya mengadakan proses ijab kabul di tempat seperti rumah, tempat ibadah, serta gedung-gedung tempat biasanya lazim dilakukan oleh kebanyakan orang dalam melakukan pernikahan.

Berikut Liputan6.com rangkum proses pernikahan yang tak lazim mulai dari mahar hingga spot menikah yang unik serta beda dari biasanya, Kamis (21/3/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Spot menikah yang tak lazim

Biasanya orang mengadakan acara pernikahan di gedung-gedung bagus atau rumah dan banyak lainnya. Namun, enam pasangan suami istri yang baru saja menikah di Taman Tempuran Cikal, Srimulyo, Piyungan, Bantul membuat perhelatan pernikahan yang tak lazim. Bagaimana tidak, enam pasangan yang terdiri dari berbagai daerah di DIY dan Jawa Tengah ini menikah dengan cara unik.

Enam pasangan ini ada yag menikah di atas pohon bambu, hammock, perahu, speedboat, bahkan ada juga di atas flying fox. Siti Nur Khasanah dan Sugiman sebagai mempelai yang menikah di atas flying fox mengaku pernikahan ini menjadi momen seru dalam hidup mereka. Pasalnya ini pertama kalinya pasangan ini menjajal wahana flying fox.

Sementara itu, bagi Dian Yulistiani selaku mempelai wanita yang menikah di atas hammock mengaku merasa senang dan bangga pernikahannya bisa dilangsungkan secara meriah. Tidak hanya itu bahkan ada yang menikah di atas perahu dan speedboat. Unik ya.

3 dari 4 halaman

Mahar anti mainstream

Tidak hanya spot pernikahan saja yang tak lazim dilakukan, namun mahar yang diberikan juga tak lazim. Maharnya berupa pembacaan Pancasila dan satu buah durian. Dengan mahar ini diharapkan pengantin dapat membina rumah tangga dan mendidik anak-anak mereka sesuai nilai-nilai luhur Pancasila. Sementara buah durian diibaratkan sebagai tameng yang tajam, yakni Tuhan Yang Maha Esa.

4 dari 4 halaman

Proses pernikahan berlangsung meriah

Nikah bareng di Taman Tempuran ini diselenggarakan oleh Forum Ta'aruf Indonesia (FORTASI) yang bekerjasama dengan Pokdarwis Tirto Girimulyo Piyungan dan banyak pihak lainnya. Acara ini juga dihadiri oleh Bupati Bantul Suharsono, Dinas Pariwisata Yogyakarta, dan juga tim SAR yang ikut mengamankan jalannya acara.

Acara nikah bareng diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan Bupati Bantul sekaligus peresmian pembukaan Taman Tempuran, penampilan tari Edan-Edanan, lalu dilanjut akad nikah enam pasangan secara bergantian di spot-spot yang sudah ditentukan.

 

Selain mendapatkan mahar seperti yang sudah disediakan oleh panitia, enam pasangan pengantin ini juga mendapat beberapa fasilitas gratis lainnya, seperti biaya nikah, cincin kawin, bingkisan manten, busana dan tata rias manten, dokumentasi serta bulan madu di Tirto Raharjo Kasongan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini