Sukses

[Cek Fakta] Kabar Ibu Jokowi Aktivis Gerwani Adalah Hoaks

Viral kabar ibu Jokowi disebut-sebut sebagai aktivis Gerwani. Isu lama yang terus digoreng jelang Pilpres 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Foto calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi, yang tertangkap kamera bersama seorang ibu berusia sepuh, beredar di media sosial. Oleh sejumlah warganet, gambar itu kemudian dikaitkan dengan sosok asli ibunda pria asal Solo tersebut. 

Foto tersebut salah satunya diunggah oleh akun Facebook Hendi Subandi pada 23 Februari 2019. Dalam unggahannya, Hendi Subandi menambahkan sebuah narasi.

Akun Hendi Subandi menyebut bahwa sosok seorang wanita dalam foto tersebut adalah ibu Jokowi bernama Sulami, yang merupakan aktivis Gerakan Wanita Komunis Indonesia atau Gerwani.

"Ini Orang Tua / Ibu Kandung ASLI Herbert us Joinudin Najiro Alias Ir Joko Widodo President NKRI KE 7 th 2014 sd 2019. Ibu Kandungnya Jokowi bernama SULAMI (seorang Aktifis GERWANI / Gerakan Wan ita Komunis PKI Indonesia). Sebenarnya Orang Tua Jokowi bernama Sulami msh hidup sd skrg Sabtu 23 Feb 2019 jam 4.09 pg WIB. Ayahanda Jokowi berasal Asli d/ Negara Komunis Tiongkok China (Sudah Meninggal Du... Lihat Selengkapnya," tulis Hendi Subandi.

Konten yang diunggah Hendi Subandi telah 2.393 kali dibagikan dan mendapat 2 ribu lebih komentar warganet.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penelusuran Fakta

Dari hasil penelusuran, ternyata kabar tersebut tidak benar. Ibunda Jokowi bukan bernama Sulami, melainkan Sujiatmi Notomiharjo. Hal ini sebagaimana artikel di merdeka.com dengan judul 'Ketegaran ibunda Jokowi dituding keluarga PKI'.

Merdeka.com - Dalam sepekan ini, publik dihebohkan dengan adanya buku 'Jokowi Undercover' yang ditulis oleh Bambang Tri Mulyono. Dalam buku tersebut, Bambang Tri menyebut Joko Widodo ( Jokowi) sebagai keluarga Partai Komunis Indonesia (PKI).

Terkait tudingan tersebut, keluarga Presiden Jokowi bersikap tenang dan tegar. Justru ketegaran tampak langsung dari ibunda Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo.

Sujiatmi tidak marah. Sebaliknya, dia dan keluarga mendoakan orang yang memfitnahnya diberi bimbingan dan kesadaran oleh Allah.

"Kita doakan saja agar diberi kesadaran, karena kenyataannya memang tidak seperti itu, kata Sujiatmi, Senin (2/1).

Keluarga Presiden Jokowi menggelar syukuran dalam rangka menyambut Tahun Baru 2017 di kediamannya Jalan Pleret Raya 9 A, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari. Acara ini dihadiri kakak dan adik Sujiatmi, Miyono Suryo Sarjono, dan Setyawan Prasetyo, serta kedua adik Presiden Jokowi, Idayati dan Titik Ritawati.

Dalam syukuran ini Sujiatmi juga mendoakan Jokowi agar tetap menjaga amanat rakyat, menjaga kedamaian dan ketentraman negara. Doa bersama yang dimulai sekitar pukul 10.30 WIB dipimpin oleh Ustad Agus Maarif.

"Pak Jokowi sudah memberikan selamat tahun baru 2017 melalui telepon," tutur Sujiatmi.

Syukuran ini rutin dan selalu dilakukan sejak Jokowi masih kecil. Selain itu, Sujiatmi memasuki tahun baru selalu mendoakan keluarga agar diberikan-Nya kesehatan, dan kelancaran dalam bekerja. Negara aman dan tenteram.

Ibunda Jokowi menceritakan latar belakang keluarganya. Menurut Sujiatmi, suaminya Noto Miharjo (almarhum) adalah putra seorang kepala desa di Kranggan, Kabupaten Karanganyar.

"Kakek suami dahulu rumahnya di depan orangtuanya, sehingga saya masih bertetangga sering ketemu," kata Sujiatmi.

Sujiatmi mengatakan setiap memasuki tahun baru mengingat sejarahnya ketika bertemu dengan suaminya Noto Miharjo yang sekarang sudah almarhum. Dengan demikian, kakek Jokowi dulunya adalah kepala desa.

"Pak Noto itu, dahulu putra seorang kepala desa, sedangkan keluarga saya pengusaha penggergajian. Namun, Pak Noto akhirnya ikut kerja di penggergajian dan mebel," jelasnya.

Sujiatmi menjelaskan setelah menikah dengan Pak Noto kemudian pindah rumah di kawasan Srambatan, Solo, dan kemudian pindah lagi di Gilingan Nusukan.

Keluarga Jokowi tinggal di rumah Gilingan selama lima tahun dan kemudian pindah lagi di Jalan A Yani, Manahan, Solo.

"Saya tertarik dengan Pak Noto karena beliau dahulu gagah dan 'ngganteng," katanya mengakui.

"Saya mendoakan orang yang memfitnah mendapat pembimbingan dari Allah SWT. Karena yang dituduhkan tidak ada buktinya dan keluarga saya tidak ada yang terlibat," sambung Sujiatmi.

Miyono, salah satu Pakde Jokowi mengatakan jika benar Pak Jokowi ada indikasi tersebut seharusnya saat mencalonkan sebagai Wali Kota Surakarta dua kali tidak bisa masuk. Bahkan, Pak Jokowi kemudian mencolankan lagi sebagai Gubernur DKI Jakarta dan terakhir sebagai Presiden RI.

Miyono mengatakan pihaknya menanggapi dengan tenang dan percaya semua orang ada yang mendukung Pak Jokowi dan tidak. Jika tidak cocok dengan Pak Jokowi, mereka selalu membikin masalah, hal ini sudah biasa, katanya pula.

"Namun, kami selalu mendoakan agar Pak Jokowi tetap mendapatkan perlindungan dan bimbingan dari Allah SWT," katanya.

Respons TKN

Sementara anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa isu Jokowi keturunan PKI adalah fitnah.

"Isu Jokowi PKI adalah fitnah yang sangat kejam. Itu mencerminkan betapa bahayanya menyebarkan fitnah yang tak terkendali. Itu bisa terjadi pada semua orang, dan ini bukan kondisi yang sehat. Jokowi adalah seorang muslim yang taat. Isu fitnah PKI ini adalah politik kotor yang tiidak sesuai dengan nilai budaya Indonesia yang selalu baik dalam pikiran serta perbuatan," kata Ace saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Senin (1/4/2019).

3 dari 3 halaman

Kesimpulan Klaim

Kabar tentang ibunda Jokowi yang merupakan aktivis Gerwani adalah salah. Isu tersebut merupakan isu lama yang pernah beredar pada Pilpres 2014.

Narasi yang dibangun dan telanjur viral itu tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.