Sukses

Laporta: Barca Bukan Sekedar Klub Sepakbola

Pertama kali dalam sejarah Barcelona akan memakai logo UNICEF sebagai ‘sponsor’ di kostumnya. Menurut Presiden Joan Laporta, keputusan untuk menggandeng UNICEF sebagai bukti Barcelona peduli dengan nilai-nilai kemanusiaan, terutama anak-anak.

“Kami menginginkan Barcelona dikenal sebagai klub yang punya hati dan simpati untuk kemanusiaan, “ kata Presiden Joan Laporta mengomentari keputusan klubnya untuk memakai logo United Nations Children’s Fund (UNICEF) sebagai ‘sponsor’ di kostum timnya, seperti yang dikutip dari Times Online.

Dikatakan ‘sponsor’ disebabkan, sejatinya pihak sponsorlah yang memberikan dana kepada tim sebagai timbal balik pemakaian logonya dalam kostum tim. Dalam kasus Barcelona, terbalik. UNICEF-lah yang mendapat dana dari klub Catalan itu sebesar, minimal, 1,5 juta euro atau Rp 17 miliar per tahun. Kesepakatan itu ditandatangani Joan Laporta dan Direktur Eksekutif UNICEF, Ann M. Veneman, di New York, 7 September 2006 lalu.

Keputusan petinggi Barcelona menggandeng UNICEF sebagai sponsor dalam kostum tim merupakan keputusan bersejarah. Pasalnya, selama ini, Barca merupakan satu-satunya tim yang “mengharamkan” adanya nama sponsor dalam kostum. Kostum ‘UNICEF’ itu akan digunakan pertama kalinya oleh Xavi Hernandez dkk dalam babak penyisihan Grup A Liga Champions 2006-07 menghadapi Levski Sofia, di Stadion Nou Camp, Selasa, 12 September 2006.

Laporta mengaku, sejak dirinya pertama kali didaulat sebagai Presiden Klub, banyak sponsor yang menawarkan diri jadi partner Barca. Misalnya, “Setelah kami meraih Liga Champions Mei 2006 lalu, kami mendapat tawaran dari sebuah perusahaan ternama yang dapat membuat kostum kami menjadi kostum termahal di dunia dengan nilai kontrak sekitar 22 juta euro (atau 15 juta pound) per tahun untuk masa kontrak selama lima tahun,” aku Laporta.

Lantas, Laporta dan jajaran direksi klub melakukan pertemuan untuk membahas tawaran tersebut. “Kami harus memutuskan apakah kami menerima kira-kira dana sebesar 110 juta euro atau tidak mendapat apa-apa kecuali dapat memproyeksikan citra klub—secara internasional—tidak sekedar klub sepakbola, tapi juga sebuah organisasi yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Memang, keuntungan yang diperoleh tidak dapat diraba. Tapi, jajaran dewan direksi menyetujui secara bulat keputusan (menggandeng UNICEF) itu,” tegas Laporta.

Lebih lanjut Laporta mengatakan, “Kami (Barcelona) menjamin akan mendonasikan dana minimal sebesar 1,5 juta euro (Rp 17 miliar) per tahun untuk mendukung program bantuan terhadap anak-anak, dan sebagai timbal baliknya, kami mempunyai hak untuk memasang logo UNICEF dalam kostum kami sampai lima tahun ke depan,” kata Laporta yang menegaskan dalam kesepakatan yang telah ditandatanganinya itu baru memuat perjanjian selama setahun.

Keputusan Barcelona itu tentu mendapat apresiasi hangat dari pihak UNICEF. “Kerjasama kami dengan Barcelona akan membantu meningkatkan harapan bagi pertolongan ribuan anak-anak yang memerlukannya. Barcelona menunjukkan kepada kami bahwa olahraga (sepakbola) dapat menjadi kekuatan yang sangat berguna dan positif bagi perkembangan anak-anak,” kata Veneman seperti yang dilansir di situs resmi UNICEF.

Menurut UNICEF, dana bantuan Barcelona di tahun pertama akan digunakan untuk membantu program pencegahan menularnya virus HIV terhadap anak-anak di Kerajaan Swaziland, salah satu negara terkecil di benua Afrika yang terletak di Afrika Selatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.