Sukses

Industri Wisata Halal Indonesia Tertinggal dari Malaysia

pada 2018, Malaysia yang berhasil mendatangkan 6 juta turis muslim.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia wisata halal (halal tourism) Indonesia masih kalah oleh negara tetangga. Padahal Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi yang cukup besar.

Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Sapta Nirwandar mengungkapkan pada tahun 2018 kunjungan turis halal ke Indonesia hanya 3 juta orang. Kalah jauh dibanding Malaysia yang berhasil mendatangkan 6 juta turis muslim.

"Halal tourism itu bagian yang sangat besar potensinya bagi kita karena muslim traveller hampir 200 juta orang, sementara yang ke Indonesia hanya 3 juta," kata dia, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (17/10).

Sapta memaparkan data kunjungan wisatawan ke Indonesia selama 2018 adalah 15.806.161 orang, sementara turis muslimnya hanya 3.416.686 orang, atau hanya 22 persen dari total wisatawan.

Sementara di Malaysia, kunjungan turis muslimnya sebanyak 6.435.763 orang atau 25 persen dari total jumlah wisatawannya.

Sedangkan di Turki, jumlah kunjungan turis muslimnya adalah 6.158.944 orang.

Sapta mengungkapkan, Indonesia harus terus berupaya menggenjot industri wisata halal dengan cara memperkuat dan memperluas service dan produk.

"Misalnya ada resort dekat pantai, kolam renangnya dipisah. Di pantainya juga begitu. Dipisahkan gak masalah, kalau mereka minta service itu" ujarnya.

Dia mencontohkan, Malaysia telah menerapkan prinsip-prinsip seperti itu. Salah satunya di Bukit Bintang dimana toko-toko dan tempat makan disana dianjurkan untuk buka 24 jam full demi melayani wisatawan Timur Tengah yang kerap berkunjung kesana.

"Itu fasilitas di Bukit Bintang, Malaysia sediakan toko buka sampai malam, bahkan sampai subuh. Ini karena orang timur tengah tidurnya setelah subuh, lalu belanja dan makan dari malam sampai subuh," ujarnya.

Dia juga menjelaskan, yang dimaksud wisata halal bukanlah menghalakan destinasinya melainkan pelayanannya.

"Yang dihalalkan bukan destinasinya, tapi servicenya. Masa Ijen dihalalkan. Masa Pulau Komodo dihalalkan, Komodonya pakai hijab, ini jangan salah kaprah," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jadi Destinasi Wisata Halal, Kunjungan Wisman Ke Malang Bakal Naik 10 Persen

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) gencar mensosialisasikan pengembangan pariwisata halal di Indonesia. Salah satunya Malang sebagai destinasi wisata halal unggulan Indonesia.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Area I Jakarta-Banten Kemenpar, Wastutik mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan industri wisata halal menjadi yang terbesar di sektor pariwisata.

Berdasarkan catatan Kemenpar, pertumbuhan industri wisata halal dunia pada 2018 menjadi yang terbesar dari sektor pariwisata dengan kunjungan wisatawan muslim mencapai 140 juta.

Ditargetkan pada 2026, kunjungan wisatawan muslim akan mencapai 230 juta dengan transaksi pembelanjaan hingga USD 180 miliar.

"Pertumbuhan wisata halal Indonesia di 2018 mencapai 42 persen. Sedangkan terget kunjungan wisatawan halal dunia ke Indonesia di 2019 sejumlah 5 juta atau tumbuh 42 persen, jika dibandingkan tahun lalu sejumlah 3,5 juta," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (29/4/2019).

Wastutik mengungkapkan, Malang Raya yang meliputi Malang Kota, Kabupaten Malang, dan Batu telah menyatakan kesiapannya dalam mengembangkan pariwisata halal.

Hal tersebut terlihat dari beberapa persyaratan yang telah dimiliki Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, salah satunya terkait laboratorium sertifikasi halal.

"Malang sudah mempunyai laboratorium sertifikasi halal di lima perguruan tinggi, ini lah yang menjadi tolak ukur kami untuk menilai kesiapan dari Pemkot Malang dalam mengembangkan wisata halal," tutur dia.

Wastutik berharap desain dan strategi rencana aksi yang telah disusun oleh Kemenpar dan pemabngku kepentingan terkait dapat memahami arah dan kunci keberhasilan pariwisata halal khususnya di Malang Raya.

"Selain itu, juga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan muslim dan mampu mendongkrak perekonomian wilayah Malang Raya," tutur Wastutik.

3 dari 3 halaman

Kunjungan Wisman Ke Malang Ditargetkan Naik 10 Persen

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Malang Ida Ayu Made Wahyuni menyambut baik penetapan Malang sebagai 10 destinasi wisata halal unggulan di Indonesia oleh Kemenpar. Pihaknya akan menyusun strategi untuk bisa meningkatkan kinjungan wisatawan ke Malang.

"Ini merupakan peluang besar yang harus dikemas bersama-sama. Kami terus menyusun startegi, target kami adalah wisatawan muslim khusus nya dari Timur Tengah. Kita sudah mulai memetakan, dan terus bekerjasama dengan halal center di bawah lima perguruan tinggi di Malang," tuturnya.

Ida menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Malang, khususnya dari Timur Tengah bisa tumbuh dua digit di 2019 ini.

"Saat ini masih dibawah 10 persen. Namun secara umum, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Malang mencapai 11 ribu, dan untuk wisatawan nusantara (wisnus) 6 ribu. Mudah-mudahan kalau kita tergetkan 10 persen, ya tinggal nambahin saja. Tapi biasanya realisasinya 20 persen, tergantung situasi," tandas dia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.