Ketua KPU: Pers Jangan Jadi <i>Horse Race Journalism</i>

Sekeras apapun kompetisi antar peserta Pemilu pada tahun 2014 ini, pers diminta tidak berkonsentrasi pada persaingan kandidat.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 23 Feb 2014, 12:15 WIB
Pers yang menjadi salah satu pilar demokrasi diimbau tidak menggiring ke arah tindakan yang destruktif atau perpecahan antara kandidat partai politik. Sekeras apapun kompetisi antar peserta Pemilu pada tahun 2014 ini, pers diminta mengedepankan jurnalisme damai. Tidak berkonsentrasi pada persaingan.

"Di tahun Pemilu ini, pers jangan sampai terjebak pada horse race journalism yang fokus pada pemberitaan persaingan antar kandidat," ujar Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Malik dalam kegiatan 'Sosialisasi Ajakan Memilih dan Kampanye Pemilu Damai' di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (23/2/2014).

Husni menekankan pers lebih baik mengedepankan pokok pikiran dari setiap peserta Pemilu dalam mengelola bangsa, apabila diberi kepercayaaan rakyat untuk memimpin Indonesia 5 tahun ke depan.

"Kita harapkan pers dapat melahirkan jurnalisme damai yang lebih mengedepankan makna dan etika," kata Husni.

Husni menilai kepercayaan masyarakat kepada pers jauh lebih tinggi dibanding terhadap lembaga-lembaga pemerintahan. Seperti, hasil survei Edelman Trust Barometer baru-baru ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat kepada pemerintah hanya berada di angka 47%, sementara kepercayaan masyarakat kepada pers mencapai 77%. Sehingga posisi pers sangat strategis.

"Besarnya pengaruh pers kepada masyarakat menjadi peluang dan sekaligus tantangan bagi pengelola pers," imbuhnya. Namun, ia meyakini pers saat ini semakin dewasa dan profesional dalam mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan informasi yang akan disajikan kepada publik. (Ism/Riz)



Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya