Pulau Bawean Butuh Perhatian Pemerintah

Pulau Bawean mungkin masih asing di telinga kita, padahal sebenarnya pulau ini masih termasuk dalam Kabupaten Gresik.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Jan 2014, 17:00 WIB

Citizen6, Gresik: Tahukah Anda tentang Pulau Bawean? Pulau Bawean mungkin masih asing di telinga kita, padahal sebenarnya pulau  ini masih termasuk dalam Kabupaten Gresik. Bahkan masyarakat Gresik pun banyak yang tidak mengetahui pulau ini. Sungguh mengenaskan.

Bawean adalah sebuah pulau yang terletak di Laut Jawa, sekitar 81 mil sebelah utara Pulau Jawa. Pulau ini terletak di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Pulau Bawean biasanya dikenal dengan sebutan Pulau Putri karena mayoritas penduduk di sana adalah perempuan. Sedangkan masyarakat laki-lakinya sebagian besar bekerja sebagai TKI di luar negeri.

Pulau Bawean memiliki luas sekitar 194,11 km2. Pulau Bawean memiliki 2 kecamatan yaitu Sangkapura dan Tambak. Jumlah penduduknya sekitar 70.000 jiwa yang kebanyakan dari mereka bermata pencaharian sebagai nelayan atau petani.

Pulau Bawean memang belum banyak di kenal sebagai objek wisata yang layak untuk di kunjungi. Hal ini tidak terlepas dari peran pemerintah yang kurang mendukung potensi wisatanya, padahal pulau Bawean memiliki potensi wisata yang luar biasa. Bahkan apabila pemerintah memberikan peran besar terhadap kemajuan pulau Bawean, mungkin pulau Bawean dapat menjadi tujuan utama para pengunjung baik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menghabiskan liburan mereka, karena pulau Bawean tak kalah indahnya dengan Pantai Kuta atau Bunaken.

Pulau Bawean memiliki banyak tempat wisata, yakni pasir putih yang masih sangat bersih. Cocok sekali untuk berjemur di pantai sambil menikmati sunrise atau sunset. Namun di sana kita tidak akan menemukan para turis berpakaian bikini, karena masyarakat Bawean terkenal dengan nilai keagamaan yang sangat kuat. Jika turis nekat berpakaian bikini di pantai, turis tersebut harus siap di cekal oleh warga setempat.

Selain itu, pulau Bawean juga mempunyai terumbu karang yang masih alami. Bahkan menurut penelitian dari perguruan tinggi ITS dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor menyebutkan terumbu karang di pulau Bawean ini masih sangat bagus dan tak kalah dengan terumbu karang yang ada di Bunaken. Di sana kita dapat menyelami keindahan bawah lautnya sambil menikmati terumbu karang yang masih alami.

Tak hanya itu, pulau Bawean juga memiliki pulau Noko yang berada di sebelah tenggara pulau Bawean. Para turis asing yang berada di pulau Noko enggan untuk pulang dan lebih memilih menghabiskan liburan di sana, karena pulaunya masih alami dan belum tercemar.  

Di dekat pulau Noko terdapat danau Kastoba, luasnya sekitar 527 hektar. Berada sekitar 5 kilometer dari kecamatan Tambak. Masyarakat di sana mempunyai mitos, yang berenang di danau Kastoba dapat menyebabkan awet muda. Selain itu keunikan dari danau Kastoba ini adalah warna danau yang sering berubah warna. Bila musim penghujan warnanya berubah menjadi hijau, apabila musim kemarau warnanya berubah menjadi kuning seperti minyak.

Tak hanya wisata pulaunya yang menakjubkan, pulau Bawean juga memiliki objek wisata darat yang tak kalah indahnya. Di sana kita dapat menemukan pegunungan yang digunakan sebagai cagar alam flora dan fauna. Rusa Bawean salah satu fauna yang ada di cagar alam Bawean.

Rusa Bawean adalah satwa endemik pulau Bawaean yang populasinya semakin langka. Jumlahnya sekitar 400-600 ekor, dan jumlah tersebut semakin berkurang tiap tahunnya, dikarenakan berkurangnya habibat rusa bawean yang semula berada di hutan alami sekarang berubah menjadi hutan jati yang memiliki sedikit semak-semak. Hal ini sangat berpengaruh pada berkurangnya sumber makanan yang didapat oleh rusa bawean.

Objek wisata lainnya yang dapat ditemui di pulau Bawean, di antaranya makam panjang untuk wisata religi, air terjun grujukan laccar, pulau selayar, dan masih banyak lagi.

Objek wisata di sana sangat menakjubkan, namun sayang sekali, potensi wisata di pulau Bawean tidak di dukung oleh peran pemerintah. Ini terbukti infrastruktur yang ada di sana seperti jalan di Bawean yang rusak parah. Tidak lagi menggunakan aspal, hanya bebatuan terjal yang banyak di temukan di jalan utama Bawean. Listrik di Bawean pun bergiliran, bahkan sejumlah daerah hingga kini belum di aliri arus listrik dari PLN.

Di daerah Sangkapura dan Tambak, listriknya dua hari menyala dan sehari padam. Lampu menyala pun tidak 24 jam hanya sekitar 16,5 jam kira-kira menyala mulai 15.30 WIB hingga pukul 10.00 WIB.
    
Selain itu, untuk menikmati objek wisata darat di pulau Bawean, mereka harus menyewa mobil atau motor dan harganya pun cukup mahal. Hal ini di karenakan angkutan umum di sana sangat terbatas, dan hanya beroperasi hingga pukul 10.00 WIB. Jika para wisatawan ingin menikmati objek wisata darat di Bawean secara utuh membutuhkan waktu dua hari dua malam.

Untuk itu banyak sekali yang harus dibenahi dari pulau Bawean. Pemerintah perlu memperbaiki jalan yang rusak parah dengan pembangunan dan perbaikan jalan, pemerintah pun perlu melakukan tindakan nyata untuk menjamin aliran listrik tetap menyala 24 jam dan tidak ada daerah yang tidak memperoleh aliran listrik.

Selain itu, pemerintah pun perlu menyediakan sarana transportasi yang memadai agar para wisatawan tidak repot untuk mencari dan meminjam transportasi milik warga setempat. Tak hanya itu, pemerintah harus menyediakan kapal besar yang cukup untuk menampung ratusan penumpang, karena kapal express bahari yang digunakan sekarang mudah pecah apabila ada ombak besar datang.

Ini pernah terjadi beberapa waktu yang lalu, terjadi kecelakaan akibat lambung kapal Express Bahari pecah. Untuk menghindari kejadian itu terulang kembali, sekarang lebih sering pemberangkatan penumpang ditunda karena masalah cuaca dan ombak yang buruk.

Tak hanya tindakan nyata dari pemerintah yang diperlukan, para generasi muda di Gresik pun juga harus berperan aktif untuk mempromosikan pulau Bawean sebagai objek wisata yang layak untuk dikunjungi.

Semoga ada pembangunan berkelanjutan oleh pemerintah terhadap infrastruktur yang ada di Bawean dan peran aktif para generasi muda masyarakat Gresik. Sehingga suatu saat pulau Bawean menjadi tujuan utama para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menghabiskan liburan di sana.

Tetapi harus tetap ada perawatan khusus dan peraturan ketat yang berlaku di sana agar tidak merusak citra yang sudah dibangun oleh masyarakat Gresik yang dikenal "Berhias Iman" dan "Gresik Kota Santri". (mar)

Penulis
Nanda Shofiyah (Mahasiswa Teknik Industri ITS/ Warga Gresik)
Gresik, nanda.shofixxx@yahoo.com

Baca juga:
Embung Nglanggeran, Tempat Wisata Lain Di Jogja
Pantai Lampuuk Aceh Besar, Indah!
Mitos dan Keindahan Danau Segara Anak Lombok


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai 7 Januari sampai 7 Februari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya