Ratu Atut, Dihantam dari `Atas', Diserang dari `Bawah`

Informasi awal soal situasi rutan sudah disampaikan ke Atut. Misalnya, kemungkinan di dalam akan sempit-sempitan. Dan seterusnya.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Des 2013, 00:02 WIB
Titik nadir. Itulah mungkin ungkapan yang pas untuk Ratu Atut Chosiyah. Dari orang nomor 1 di Banten kini menjadi penghuni bui.

Sejak Jumat 20 Desember 2013, ia menghuni Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Ratu Atut langsung ditahan seusai pemeriksaan pertama sebagai tersangka kasus suap Pilkada Lebak di Mahkamah Konstitusi (MK).

Cerita tak berhenti sampai di sana. pada Minggu ini, anak Joko Munandar, gubernur pertama Banten, angkat suara. Kristina, sang anak, menyatakan, "Putusan kasasi dari MA menyebutkan bahwa ayah kami, Joko Munandar, tidak terbukti melakukan tindak pidana. Dan Joko Munandar dibebaskan dari segala tuntutan. Hingga bapak kami bukan koruptor."

Masalahnya, Pemerintahan Provinsi Banten yang dipimpin Ratu Atut tidak berupaya melakukan upaya klarifikasi dan pembersihan nama baik.

Kristina mengaku, ayahnya pernah berpesan seperti Sukarno kepada keluarganya saat Orde Baru mengambil alih kekuasaan.

"Ayah kami berpesan kepada kami bahwa tidak perlu melakukan klarifikasi. Biarlah waktu nanti yang menjawab bahwa ayah tidak bersalah," ujar Kristina sambil berkaca-kaca.

Ratu Atut juga dikomentari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Saat menyampaikan pidato pada Hari Ibu di GOR Otista, Jakarta Timur, Megawati mengaku prihatin karena gubernur perempuan malah masuk penjara.

"Benar, Bupati, Gubernur, sudah ada yang perempuan. Tapi apakah tidak malu? Kita lihat sekarang jadi tahanan KPK. Masya Allah," ucap Megawati, Minggu (22/12/2013).

Selanjutnya, kalangan akar-rumput juga mengeluhkan Ratu Atut. Pada Jumat lalu, Rini Sri Hendrawati (54) ikut berangkat ke Jakarta untuk mendukung Atut di KPK.

Pada hari ini, gerobak jualannya di alun-alun Serang digusur Satpol PP Banten. Ia dan belasan pedagang lain tak diizinkan berjualan di sana.

Rini mengatatakan, "Saya menyesal berikan support kepada Bu Atut ke gedung KPK, Jumat kemarin. Kita mah nganter-nganter kemarin ke gedung KPK ngasih support Bu Atut. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin," kata Rini.

"Kita mah kasihan aja lihat Ibu, lihat suaminya meninggal. Memang ya setahu saya korupsi dan suap itu salah. Makanya kasihan. Kita sih minta, tolong orang kecil dilihat sedikit aja," kata Rini sambil berteriak kepada petugas Satpol PP yang menggusur dagangannya.

Meski demikian, sejumlah petugas Satpol PP tidak peduli dengan ucapan Rini. Tetap melakukan penertiban. Dengan nada memelas, Rini minta waktu pada petugas.

Minimal dalam 20 hari ke depan, Atut harus tinggal di Pondok Bambu.  Ia ditempatkan di sel Blok C, tepatnya di Blok C kamar 13 atau disebut C 13. Di Rutan Pondok Bambu, terdapat 5 blok yaitu blok A, B, C, D, dan E,  dengan setiap blok memuat 13 sel.

Ruang sel yang ditempati orang no 1 di Banten itu berukuran 4 x 6 meter. Untuk saat ini, Atut sendiri menempati sel yang dinamakan Mapenaling. Mapenaling ialah singkatan dari masa pengenalan dalam lingkungan yang berlaku 7 hari kedepan.

Semua tahanan tanpa terkecuali harus melakukan aktivitas bersih-bersih. Dan kegiatan bersih-bersih itu biasa dilakukan para tahanan di pagi hari. Namun, para tahanan juga diberikan kebebasan berada di luar sel dengan waktu yang ditentukan.

"Di situ semua bersih-bersih. Mulai dari nyapu, ngepel sama buang sampah. Jam 8 pagi sampai jam 5 sore di luar sel. Ya berbaur saja, nanti masuk sel jam 5 sore," kata salah satu penjaga Rutan yang menolak disebutkan namanya, Jakarta, Sabtu (21/12/2013).

Tidak terdapat aturan piket untuk bersih-bersih yang ditentukan pengelola rutan. Kebersihan sudah menjadi tanggung jawab penghuni sel. Hal tersebut sebelumnya juga dapat dirasakan oleh Angelina Sondakh.

Di dalam rutan, setiap tahanan diberikan jatah makan sebanyak 3 kali dan lauk pauk sederhana. Namun, jika sedang sakit, tahanan bisa memesan makanan lain dengan catatan yang dapat dimasak di dalam rutan.

Atut sendiri di dalam sel memilih tidak menggunakan kipas angin. Atut mengaku tidak kuat terkena kipas angin karena mengalami sesak. Dan hal itu sudah disampaikan saat pertama kali Atut merasakan masuk ke dalam sel.

"Jadi di dalam ada kipas angin, tapi dia nggak mau karena sesak napas katanya. Jadi dia tidur di sisi yang tidak terkena kipas," tambah petugas itu.

Informasi awal soal situasi rutan sudah disampaikan ke Atut. "Saya bilang ke beliau, kemungkinan di dalam (penjara) akan sempit-sempitan. Beliau jawab, ya sudah nggak apa-apa," kata pengacara Atut,  Nasrullah, Sabtu 21 Desember 2013.

Nasrullah juga mengungkapkan, di dalam rutan, Ratu Atut tidak pernah meminta sel khusus atau ruangan khusus. Yang terpenting bagi Atut, dirinya tidak satu sel dengan tahanan kasus narkoba.

"Si Ibu (Atut) minta, jangan orang yang narkoba. Orang narkoba itu biasanya kan sakau dan bisa teriak-teriak. Kalau yang lain (selain narkoba) nggak masalah. Kalau narkoba nggak," ujar.

Di hari pertamanya, tak banyak aktivitas dilakukan oleh Ratu Atut. Baik dalam sel ataupun di luar sel, tersangka kasus suap tersebut lebih banyak diam. "Bengong ya biasa lah itu. Semua juga bengong-bengong kalau di dalam," ujar petugas itu.

Terpukul pasti. Kebebasan memang sungguh berharga. Kini, kebebasan dirampas sebagai tebusan (dugaan) perbuatan para penghuni di masa lalu. (Yus)

Baca juga:
Pidato Hari Ibu, Megawati Sindir Atut
Ribka PDIP: Semoga Rano karno Bukan Bagian Ratu Atut
Apa yang Dilakukan Rtu Atut Dibalik Bui



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya