Mick Jagger menjadi sejarah hidup dunia musik yang masih eksis meski kini berusia 70 tahun. Tak ada yang meyangka jika Mick Jagger akan menjadi legenda. Masih berbekas dalam ingatan teman-teman Mick Jagger kala itu.
Ketika 1951, Mick Jagger yang masih duduk di bangku sekolah dasar merupakan anak yang sangat ambisius. Mick Jagger sempat menyombongkan diri di hadapan teman-temannya jika dirinya memiliki satu set perlengkapan kimia di rumah. Alat itu bisa digunakan untuk meledakan dunia.
Selain itu, sikap pembangkang Mick Jagger pun semakin menjadi saat dirinya memasuki masa remaja. Beruntung, Mick Jagger melepaskan gairah masa mudanya melalui musik. Misalnya, lagu Satisfaction dengan reff lagu I Can’t Get No Satisfaction yang kini menjadi anthem bagi anak muda.
Lirik lagu Mick Jagger pun makin kontroversial namun tetap menarik. Mick Jagger sempat menciptakan sebuah lagu bertajuk Street Fighting Man pada 1968 silam. Lagu itu dikirimkan ke majalah Marxist dengan menuliskan "Saya akan membunuh raja". Lagu yang dibuat Mick Jagger tersebut merupakan protes terhadap kapitalisme, pelaku ekonomi yang tengah merajai dunia.
Lagu buatan Mick Jagger itu dikemas dengan musik Rolling Stones. Band yang menjadi sejarah dunia musik itu menciptakan subversif. Jika diibaratkan, kekuatan musik dari Rolling Stones itu bisa berakibat pada pemberontakan untuk merobohkan struktur kekuasaan, termasuk negara.
Rolling Stones adalah band rock n roll terbentuk dengan agresi dan pemberontakan. Namun, dengan cara positif yang bisa diterima panca indera manusia. Bahkan, Rolling Stones pun masih di hati pecinta musik meski waktu telah bergulir dengan sangat cepat.
Para personel band legendaris itu kini rata-rata berusia senja. Bulan ini Jagger genap berusia 70 tahun, sedangkan gitaris Keith Richards 69 tahun, drummer Charlie Watts 72 tahun, dan gitaris Ronnie Wood 66 tahun. Kendati demikian, penampilan mereka masih energik. Terlebih, empat personel Rolling Stones yang sejak tahun silam merayakan 50 tahun berdirinya band mereka, terlihat semakin solid.(Berbagai Sumber/Des)
Ketika 1951, Mick Jagger yang masih duduk di bangku sekolah dasar merupakan anak yang sangat ambisius. Mick Jagger sempat menyombongkan diri di hadapan teman-temannya jika dirinya memiliki satu set perlengkapan kimia di rumah. Alat itu bisa digunakan untuk meledakan dunia.
Selain itu, sikap pembangkang Mick Jagger pun semakin menjadi saat dirinya memasuki masa remaja. Beruntung, Mick Jagger melepaskan gairah masa mudanya melalui musik. Misalnya, lagu Satisfaction dengan reff lagu I Can’t Get No Satisfaction yang kini menjadi anthem bagi anak muda.
Lirik lagu Mick Jagger pun makin kontroversial namun tetap menarik. Mick Jagger sempat menciptakan sebuah lagu bertajuk Street Fighting Man pada 1968 silam. Lagu itu dikirimkan ke majalah Marxist dengan menuliskan "Saya akan membunuh raja". Lagu yang dibuat Mick Jagger tersebut merupakan protes terhadap kapitalisme, pelaku ekonomi yang tengah merajai dunia.
Lagu buatan Mick Jagger itu dikemas dengan musik Rolling Stones. Band yang menjadi sejarah dunia musik itu menciptakan subversif. Jika diibaratkan, kekuatan musik dari Rolling Stones itu bisa berakibat pada pemberontakan untuk merobohkan struktur kekuasaan, termasuk negara.
Rolling Stones adalah band rock n roll terbentuk dengan agresi dan pemberontakan. Namun, dengan cara positif yang bisa diterima panca indera manusia. Bahkan, Rolling Stones pun masih di hati pecinta musik meski waktu telah bergulir dengan sangat cepat.
Para personel band legendaris itu kini rata-rata berusia senja. Bulan ini Jagger genap berusia 70 tahun, sedangkan gitaris Keith Richards 69 tahun, drummer Charlie Watts 72 tahun, dan gitaris Ronnie Wood 66 tahun. Kendati demikian, penampilan mereka masih energik. Terlebih, empat personel Rolling Stones yang sejak tahun silam merayakan 50 tahun berdirinya band mereka, terlihat semakin solid.(Berbagai Sumber/Des)
