BTN Diusulkan Berubah Jadi Bank BUMN Syariah

Asistan Gubernur BI Mulya E Siregar menilai BTN cocok untuk menjadi bank syariah milik pemerintah. Usulan ini disampaikan terkait wacana Kementerian BUMN yang ingin membentuk bank BUMN syariah.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 08 Mei 2013, 15:42 WIB
Asistan Gubernur Bank Indonesia (BI) Mulya E Siregar menilai PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) cocok untuk menjadi bank syariah milik pemerintah. Usulan ini disampaikan terkait wacana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ingin membentuk bank BUMN syariah.

"Kalau saya pribadi berpendapat, lebih baik BTN saja yang dikonsolidasikan sebagai BUS (Bank Umum Syariah) yang menjadi Bank BUMN Syariah," ungkap Mulya dalam acara 'Menanti Bank BUMN Syariah' di gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (8/5/2013).

Mulya beralasan, saat ini masih terdapat jurang antara permintaan sebuah perumahan dengan ketersediaan infrastruktur rumah tinggal. Di sisi lain, jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun juga terus menunjukkan peningkatan.

Dengan fokus bisnis pada sektor perumahan, BTN dianggap bisa mengembangkan bisnis pembiayaan properti berbasis syariah. "Jadi insyaallah rejeki bagi masyarakat yang menepati rumah syariah itu juga akan berkah,"imbuh Mulyana.

Sebagai informasi, rencana pembentukan Bank BUMN Syariah dihadapkan pada dua opsi kuat. Pertama pembentukan bank syariah dilakukan dengan mengkonsolidasikan salah satu bank konvensional BUMN (Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, BTN) menjadi Bank Syariah. 

Cara kedua adalah dengan merger tiga Bank Umum Syariah (BUS) dan 1 Unit Usaha Syariah (UUS) yang dimiliki bank pelat merah. Tiga BUS yang dimaksud adalah Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah. Sementara satu UUS merupakan milik BTN. (Yas/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya