Megawati: Pemilu Bukan Alat Elite Melanggengkan Kekuasaan

Megawati Soekarnoputri mengatakan, akhir akhir ini, arah pemilu sudah bergeser. Ada kegelisahan rakyat akibat berbagai intimidasi.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 10 Jan 2024, 11:31 WIB
Megawati dalam pidato politik HUT ke-51 PDIP di Sekolah PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (10/1/2024). (Youtube PDIP)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan, pemilu bukanlah alat elite politik untuk melanggengkan kekuasan dengan segala cara. Di dalam pemilu, ada moral dan etika yang harus dijunjung tinggi.

"Loh, saya pernah presiden, setiap setelah pemilu enggak ribut saya, ya sudah karena rakyat memilih ya sudah. Kekuasaan itu tidak langgeng, yang langgeng itu yang di atas loh, kekuasaan akan berhenti apapun jabatannya," kata Megawati dalam pidato politik HUT ke-51 PDIP di Sekolah PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (10/1/2024).

Dia mengatakan, hasil pencermatannya akhir akhir ini, arah pemilu sudah bergeser. Ada kegelisahan rakyat akibat berbagai intimidasi, namun dia bersyukur ada kekuatan nurani yang berbicara.

"Saya ikut merasakan bagaimana pergerakan masyarakat sipil, mahasiwa dengan kemurnian idealisme, bahkan saya lihat ada seorang ibu, Ibu Sinta di Jatim, Ketua RT di Jateng mereka berani sampaikan sikapnya," kata dia.

"Ingat saya masukkan message, saya pasti harus tau siapa yang melakukan, ini negara merdeka dan berdaulaut, tidak ada yang merasa sebagian berkuasa, kekuasaan di tangan rakyat," tandas Megawati.

 


Soal Calon Pemimpin, Megawati: Jangan Hanya Tergiur Sosoknya, Cermati Rekam Jejaknya dan Moral Etika

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mewanti-wanti agar rakyat jangan sampai tergiur hanya dengan melihat sosok calon presiden di Pilpres 2024. (Nila Chrisna)

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mewanti-wanti agar rakyat jangan sampai tergiur hanya dengan melihat sosok calon presiden di Pilpres 2024. Namun, hal yang perlu dilihat adalah pikiran dan hatinya yang harus menjadi satu.

"Cermati rekam jejaknya, moral etika, tangggungjawabnya, memahami rakyat," kata Megawati di HUT ke-51 PDIP di Lenteng Agung, Rabu, (10/1/2023).

Dalam keseluruhan syarat-syarat menjadi pemimpin, kata Megawati, PDIP, PPP, Perindo dan Hanura yakin, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md lah yang memenuhi syarat tersebut. 

"Mereka kesatuan dwi tunggal, tidak ada negara maju yang pemimpinnya tanpa memperjuangkan hukum, manunggal dengan rakyat," ujarnya.

Megawati mengatakan, kalau ada pemimpin yang tidak menjalankan kewajibannya, tidak melindungi rakyat pasti guncang.

"Rules of the game adalah partai yang memilih calonnya. Saya selalu lihat-lihat yang bagus, sampai saya kontemplasi, bicara sama bapak saya. Lihat liat lihat trus harus ada keputusan. Bukannya asal oh kamu saja jadi pemipin," ujarnya.

DPP PDI Perjuangan (PDIP) menggelar peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 Partai pada Rabu, 10 Januari 2024.

Peringatan akan digelar di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Infografis 7 Perintah Megawati untuk Kader Jelang HUT ke-50 PDIP. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya