Soal Pengungsi Rohingya ke Indonesia, Jokowi: Dugaan Kuat Ada TPPO

Jokowi mengatakan, pemerintah akan memberikan bantuan kemanusiaan sementara untuk pengungsi Rohingnya. Namun, dengan menguatamakan kepentingan masyarakat lokal.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 08 Des 2023, 17:21 WIB
Dalam rombongan terlihat pengungsi laki laki dan perempuan dewasa serta anak-anak. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan bahwa ada dugaan kuat keterlibatan jaringan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di balik pengungsi Rohingya yang berbondong-bondong ke Indonesia, khususnya Aceh. Jokowi menekankan pemerintah akan menindak tegas pelaku TPPO tersebut.

"Saya memperoleh laporan mengenai pengungsi Rohingya yang semakin banyak yang masuk ke wilayah Indonesia, terutama Provinsi Aceh. Terdapat dugaan kuat ada keterlibatan jaringan TPPO dalam arus pengungsian ini," kata Jokowi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (8/12/2023).

"Pemerintah Indonesia akan menindak tegas pelaku TPPO," sambungnya.

Dia mengatakan, pemerintah akan memberikan bantuan kemanusiaan sementara untuk pengungsi Rohingnya. Namun, dengan menguatamakan kepentingan masyarakat lokal.

"Pemerintah Indonesia akan terus berkoordinasi dengann organisasi internasional untuk menangani masalah ini," jelasnya.

2 dari 3 halaman

Mahfud: Pemerintah Sedang Cari Jalan Keluar soal Rohingya

Sebanyak 219 imigran Rohingya kembali mendarat di pesisir Aceh. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md mengatakan pemerintah sedang mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah para pengungsi Rohingya di Aceh.

"Jumlahnya sekarang sudah 1.478 orang. Dan orang-orang lokal, orang Aceh, Sumatera Utara, dan Riau itu sudah keberatan ditambah terus, (karena) 'Kami juga miskin, kenapa ini terus ditampung tapi gratis terus'. Nah, kami sedang mencari jalan keluar tentang ini," kata Mahfud, di Jakarta, Selasa malam 5 Desember 2023, seperti dikutip dari Antara.

Dia menegaskan Indonesia tidak menandatangani konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Tentang Pengungsi, sehingga tidak terikat dengan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR). Oleh sebab itu, bantuan kepada imigran Rohingya dilakukan Indonesia atas dasar kemanusiaan.

3 dari 3 halaman

Indonesia Tak Lagi Dijadikan Tempat Transit

Seratusan pengungsi Rohingya kembali berlabuh Aceh. Hingga Minggu pagi, para pengungsi ini masih berkumpul di pinggir pantai, setelah turun dari sebuah kapal kayu. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Mahfud mengatakan, negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Australia, sudah tidak bisa lagi menerima pengungsi Rohingya. Para pengungsi tersebut, mulanya menjadikan Indonesia sebagai tempat transit. Namun, lama-kelamaan Indonesia dijadikan sebagai tempat tujuan pengungsian.

"Mereka larinya ke Indonesia. Maksudnya mau transit, tapi lama-lama jadi tempat tujuan pengungsian, bukan transit. Karena biasanya mau transit untuk ke Australia. Tapi dia berhenti di Indonesia dan tidak mau keluar lagi," ujar Mahfud.

Mahfud mengatakan bahwa pihaknya akan mengadakan rapat koordinasi bersama sejumlah pemangku kepentingan untuk mencari solusi agar pengungsi Rohingya bisa kembali ke negara asalnya melalui PBB.

"Besok akan kita rapatkan bagaimana caranya mengembalikan ke negaranya melalui PBB karena ada perwakilannya yang ngurus. Nanti saya akan pimpin rapat," kata dia.

Pertikaian antar etnis dan militer di wilayah Rakhine terus berlanjut (liputan6.com/deisy)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya