Melihat Perawatan Anak-Anak Penyandang Thalasemia di RS Fatmawati

Pemerintah menyediakan anggaran sebesar Rp 2,78 triliun untuk membiayai perawatan transfusi darah hingga obat-obatan bagi pasien penyandang thalasemia di Indonesia. Pembiayaan thalasemia menempati posisi kelima di antara penyakit tidak menular setelah penyakit jantung, gagal ginjal, kanker dan stroke.

oleh Arnaz Sofian diperbarui 18 Okt 2023, 19:05 WIB
Perawatan Thalasemia RS Fatmawati
Pemerintah menyediakan anggaran sebesar Rp 2,78 triliun untuk membiayai perawatan transfusi darah hingga obat-obatan bagi pasien penyandang thalasemia di Indonesia. Pembiayaan thalasemia menempati posisi kelima di antara penyakit tidak menular setelah penyakit jantung, gagal ginjal, kanker dan stroke.
Anak-anak penderita thalasemia (penyakit kelainan darah) saat melakukan transfusi darah di RSUP Fatmawati, Jakarta, Rabu (18/10/2023). Pemerintah menyediakan anggaran sebesar Rp 2,78 triliun untuk membiayai perawatan transfusi darah hingga obat-obatan bagi pasien penyandang thalasemia di Indonesia. (merdeka.com/Arie Basuki)
Pembiayaan thalasemia menempati posisi kelima di antara penyakit tidak menular setelah penyakit jantung, gagal ginjal, kanker dan stroke. (merdeka.com/Arie Basuki)
Thalasemia adalah penyakit keturunan (kelainan genetik) akibat kelainan sel darah merah yang dapat menyebabkan penderita harus melakukan transfusi darah sepanjang usianya. (merdeka.com/Arie Basuki)
Thalasemia dapat diturunkan dari perkawinan antara dua orang pembawa sifat. (merdeka.com/Arie Basuki)
Seorang pembawa sifat talasemia secara kasat mata tampak sehat atau tidak bergejala, hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan darah dan analisa hemoglobin. (merdeka.com/Arie Basuki)
Berdasarkan data dari Yayasan thalasemia Indonesia, terjadi peningkatan kasus thalasemia yang terus menerus. Sejak tahun 2012 sebanyak 4.896 kasus hingga bulan Juni Tahun 2021 data penyandang talasemia di Indonesia sebanyak 10.973 kasus. (merdeka.com/Arie Basuki)
Secara klinis ada tiga jenis thalasemia, yakni thalasemia mayor, thalasemia intermedia, dan thalasemia minor atau pembawa sifat. (merdeka.com/Arie Basuki)
Pasien thalasemia mayor memerlukan transfusi darah secara rutin seumur hidup sebanyak dua hingga empat kali seminggu. (merdeka.com/Arie Basuki)
Berdasarkan hasil penelitian Eijkman tahun 2012, diperkirakan angka kelahiran bayi dengan thalasemia mayor sekitar 20 persen atau 2.500 anak dari jumlah penduduk di Indonesia sekitar 240 juta. (merdeka.com/Arie Basuki)
Pasien thalasemia intermedia membutuhkan transfusi darah, tetapi tidak rutin. Sementara pasien thalasemia minor secara klinis sehat, hidup seperti orang normal secara fisik dan mental, tidak bergejala dan tidak memerlukan transfusi darah. (merdeka.com/Arie Basuki)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya