Percaya Diri Bakal Bergabung dengan NATO, Ukraina: Secara De Facto Kami Sudah Jadi Anggota

Volodymyr Zelensky telah mendorong aksesi jalur cepat, tetapi tidak jelas apakah keanggotaan penuh Ukraina adalah sesuatu yang akan dipertimbangkan secara serius oleh NATO bahkan setelah perang usai.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 13 Jan 2023, 15:24 WIB
Bendera Ukraina berkibar ditiup angin saat tanda perdamaian raksasa dipasang para demonstran jelang KTT Uni Eropa dan NATO di Brussels, Belgia, 22 Maret 2022. Pengunjuk rasa meminta para pemimpin Uni Eropa memberlakukan larangan penuh terhadap bahan bakar Rusia. (AP Photo/Geert Vanden Wijngaert)

Liputan6.com, Kyiv - Ukraina secara de facto telah menjadi anggota NATO. Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov di tengah komitmen bantuan militer dari sejumlah anggota NATO.

Reznikov meyakini bahwa pihaknya akan segera menerima daftar persenjataan yang dibutuhkan, termasuk tank dan jet tempur, jelang persiapan serangan di musim semi.

"Ukraina sebagai sebuah negara, angkatan bersenjata kami, telah menjadi anggota NATO. Secara de facto, bukan de jure. Karena kami memiliki persenjataan dan pemahaman tentang cara menggunakannya," kata Reznikov dalam wawancaranya dengan BBC seperti dikutip pada Jumat (13/1/2023).

Presiden Vladimir Putin selama ini membingkai invasi ke Ukraina sebagai pertempuran melawan Barat yang disebutnya ingin melemahkan Rusia. Sejumlah tokoh Rusia berpendapat serupa, yakni apa yang terjadi di Ukraina adalah perlawanan terhadap NATO mengingat Barat memasok senjata ke Kyiv.

Ukraina telah bertahun-tahun berusaha bergabung dengan NATO, langkah yang digambarkan Putin sebagai ancaman keamanan.

Di lain sisi, Presiden Volodymyr Zelensky telah mendorong aksesi jalur cepat, tetapi tidak jelas apakah keanggotaan penuh Ukraina adalah sesuatu yang akan dipertimbangkan secara serius oleh NATO bahkan setelah perang usai, meskipun ada janji dukungan.

Reznikov sendiri membantah bahwa komentarnya akan dianggap kontroversial, tidak hanya oleh Rusia tetapi, mungkin oleh NATO sendiri. Meskipun aliansi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) itu mendukung Ukraina, namun mereka memilih untuk tidak dilihat sebagai pihak yang berkonflik.

"Mengapa (harus) kontroversial? Itu benar. Itu fakta," kata Reznikov. "Saya yakin dalam waktu dekat, kami akan menjadi anggota NATO, secara de jure," imbuhnya.

NATO adalah aliansi antara AS dan 29 negara Eropa, yang dibentuk setelah Perang Dunia II. Pasal 5 pakta pertahanan NATO berbunyi, "Serangan bersenjata terhadap satu atau lebih dari mereka di Eropa atau Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota".

2 dari 4 halaman

Pertempuran di Soledar

Tentara Ukraina berganti pakaian setelah sesi terapi akuatik di pusat rehabilitasi di wilayah Kharkiv, pada 30 Desember 2022. Perang 10 bulan tanpa henti telah mendorong seorang komandan setempat untuk mengubah sanatorium era soviet lama menjadi pusat pemulihan bagi prajurit untuk mengobati penyakit mental dan fisik. (AP Photo/Vasilisa Stepanenko)

Pernyataan Reznikov muncul di tengah pertempuran yang fokus di Kota Soledar, di Donetsk timur. Serangan Rusia di sana dipimpin oleh kelompok tentara bayaran, Wagner. Pendiri kelompok itu, Yevgeny Prigozhin, merupakan sekutu lama Putin.

Pada Selasa (10/1), Prigozhin mengklaim bahwa pasukannya telah menguasai Soledar, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Ukraina. Belakangan, klaim Prigozhin itu juga dibantah Kremlin.

"Situasi di Soledar sangat sulit," kata Reznikov. "Tetapi terkendali."

Reznikov mengatakan pasukan Wagner telah digunakan dalam "gelombang demi gelombang" serangan, yang menyebabkan banyak kematian. Prigozhin, sebut Reznikov, kemungkinan tertarik pada nilai ekonomi Soledar, yang merupakan rumah bagi tambang garam terbesar di Eropa.

"Mereka akan mendapatkan uang dari pertumpahan darah," katanya.

Soledar berjarak sekitar 10 km (enam mil) dari Bakhmut, sebuah kota strategis tempat pasukan Ukraina dan Rusia terlibat dalam pertempuran selama berbulan-bulan, yang menyebabkan kehancuran luas dan kerugian besar di kedua sisi. Di sana, tentara bayaran Wagner juga dikerahkan dalam jumlah besar. Prigozhin diyakini menjadikan penaklukan Bakhmut sebagai tujuan pribadi.

Jika Bakhmut berhasil direbut Rusia maka itu akan membuka jalan bagi Moskow menuju Kramatorsk dan Slovyansk, wilayah yang telah menjadi target utama Presiden Rusia Vladimir Putin.

3 dari 4 halaman

Ukraina: 500-600 Tentara Rusia Tewas Setiap Hari

Tentara Ukraina menembakkan mortir ke arah posisi Rusia di dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, 22 Desember 2022. Menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Rusia seharusnya mulai melakukan penarikan pasukan karena sudah menjelang Natal, yang bisa juga menjadi langkah untuk mengakhiri konflik. (AP Photo/Libkos)

"Sekitar 500 atau 600 pejuang Rusia terbunuh setiap hari di seluruh negeri, sementara Ukraina kehilangan sepersepuluh dari itu," ungkap Reznikov.

Tentu saja angka tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.

Reznikov mengatakan Rusia kemungkinan mencoba mengumpulkan pasukan, amunisi, dan senjata untuk menggelar serangan dari daerah yang sudah didudukinya di selatan dan timur.

Sementara itu, menurut Reznikov, pihaknya saat ini membutuhkan waktu.

"Musim semi adalah periode terbaik untuk menyegarkan pergerakan dari semua sisi," kata dia.

4 dari 4 halaman

Pergantian Komandan Perang Rusia

Seorang rekrutan menembakkan senapan mesin saat pelatihan militer di lapangan tembak di wilayah Krasnodar, Rusia, 21 Oktober 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa waktu lalu mengumumkan mobilisasi militer parsial. Akan ada 300.000 tentara cadangan dikirim berperang ke Ukraina. (AP Photo)

Wawancara Reznikov berlangsung sehari setelah Kementerian Pertahanan Rusia mengganti komandan perangnya di Ukraina, sebuah kabar mengejutkan yang dipandang sebagai tanda perebutan kekuasaan. Posisi Jenderal Sergei Surovikin sebagai komandan digantikan oleh Jenderal Valery Gerasimov.

"Perubahan itu adalah akibat dari konflik antara Prigozhin dan angkatan bersenjata Rusia," ungkap Reznikov.

"Jenderal Sergei Surovikin mengurangi stok rudal Rusia tanpa hasil apapun," imbuhnya.

Menepis kekhawatiran bahwa bantuan militer dari sejumlah dapat meningkatkan eskalasi, Reznikov mengatakan, "Negara saya dilanda perang. Mereka menyerang kota saya, rumah sakit saya, taman kanak-kanak saya, sekolah saya. Mereka membunuh banyak warga sipil, banyak warga sipil. Mereka adalah pasukan pemerkosa, pembunuh, dan penjarah. Apa tingkat eskalasi selanjutnya?"

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya