Proses Pembelian Pesawat Terlalu Lama, Presiden Rusia Vladimir Putin Semprot Menterinya

Dalam rapat kabinet pertama pemerintahannya pada 2023, Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa kali menyela Menteri Perdagangan dan Industri Denis Manturov. Menilainya lamban.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 13 Jan 2023, 08:01 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara bersama Pemimpin Republik Rakyat Luhansk Leonid Pasechnik (kiri), dan Pemimpin Republik Rakyat Donetsk Denis Pushilin (kanan) saat perayaan menandai penggabungan wilayah Ukraina dengan Rusia di Lapangan Merah, Moskow, Rusia, 30 September 2022. (Sergei Karpukhin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin secara terbuka menegur Menteri Perdagangan dan Industri Denis Manturov dalam rapat kabinet pertama pada tahun 2023. Putin dilaporkan menuding Manturov lamban terkait pemesanan pesawat sipil dan militer.

"Terlalu lama, waktunya terlalu lama," kata Putin seperti dilansir BBC, Jumat (13/1/2023).

"Apa yang Anda tunggu? Kapan kontrak diteken?," tanya Putin.

Video yang ditayangkan oleh TV Rusia juga menunjukkan kala Putin memuji penanganan ekonomi oleh para menterinya dan berulang kali menyela Manturov ketika sang menteri merinci rencana pembelian pesawat, helikopter, dan kapal.

"Ada 700 pesawat, termasuk helikopter… Anda perlu menyelesaikan ini dengan kementerian pertahanan… beberapa perusahaan masih belum menerima pesanan," keluhnya.

Manturov telah menjadi anggota tim menteri Putin sejak 2012. Ia kerap melakukan perjalanan dengan Putin dalam kunjungan asing dan domestik dan belakangan diberi tugas mengawasi industri persenjataan Rusia.

2 dari 4 halaman

Putin: Lakukan dalam Waktu Sebulan!

Presiden Rusia Vladimir Putin memegang teropong saat menonton latihan militer Center-2019 di lapangan tembak Donguz dekat Orenburg, Rusia, 20 September 2019. Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa dia tidak akan ragu menggunakan senjata nuklir untuk menangkal upaya Ukraina merebut kembali kendali atas wilayah yang didudukinya yang akan diserap Moskow. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP, File)

Dalam kesempatan yang sama, saat Manturov menjelaskan bahwa kementeriannya meluncurkan program untuk memproduksi mesin helikopter di St. Petersburg, Putin kembali menyela. Ia mengeluhkan bahwa waktunya terlalu lama.

Manturov pun berjanji pada Putin bahwa pihaknya akan melakukan yang terbaik dengan mitra ekonominya. Namun, Putin disebut belum puas dengan jawaban itu.

"Tidak, lakukan dalam waktu sebulan. Apakah Anda tidak memahami situasi kita sekarang? Itu harus dilakukan dalam waktu satu bulan, tidak lebih," tegas Putin.

3 dari 4 halaman

Peristiwa yang Lebih Dramatis

Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Moskow, Rusia, 7 Februari 2022. Vladimir Putin dan Emmanuel Macron berupaya menemukan titik temu atas Ukraina dan NATO di tengah kekhawatiran Rusia sedang mempersiapkan invasi ke Ukraina. (SPUTNIK/AFP)

Apa yang terjadi pada Manturov disebut telah menggemakan peristiwa yang bahkan lebih dramatis tiga hari sebelum perang pecah. Saat itu Putin dilaporkan memerintahkan sejumlah tokoh keamanan utamanya untuk menjawab pertanyaan apakah Rusia harus mengakui dua wilayah pendudukan di Ukraina timur sebagai wilayah merdeka.

Ketika salah satu sekutu terdekatnya, kepala intelijen asing Sergei Naryshkin, dengan ragu-ragu menyarankan agar Barat diberi satu kesempatan terakhir, Presiden Putin mulai menginterogasinya.

Naryshkin disebut tergagap beberapa kali sebelum akhirnya menyatakan dukungan agar dua wilayah yang diduduki tersebut dimasukkan ke Federasi Rusia.

Meskipun Presiden Putin mengatakan menggabungkan wilayah Ukraina ke Rusia tidak ada dalam opsinya, namun beberapa bulan kemudian itulah yang ia umumkan.

4 dari 4 halaman

Putin Ganti Komandan Perang di Ukraina

Presiden Rusia, Vladimir Putin memberi isyarat selama upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, di Stadion Nasional, yang dikenal sebagai Stadion Bird's Nest, di Beijing, pada 4 Februari 2022. (AFP/Wang Zhao)

Rapat kabinet pertama pemerintah Rusia itu terjadi pada hari yang sama ketika Presiden Putin mengganti komandan perang di Ukraina. Peristiwa ini terjadi hanya tiga bulan setelah Jenderal Sergei Surovikin dilantik.

Posisi yang ditinggalkan Surovikin sekarang diisi oleh Kepala Staf Umum Valery Gerasimov.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan keputusan mengganti Jenderal Surovikin ditujukan untuk mengorganisir kontak yang lebih dekat antara berbagai cabang angkatan bersenjata dan meningkatkan kualitas serta efektivitas manajemen pasukan Rusia.

Namun, sejumlah pihak menilai bahwa langkah Rusia tersebut sebagai tanda bahwa Surovikin mungkin telah mendapatkan terlalu banyak kekuasaan.

"Sebagai komandan di Ukraina, Surovikin menjadi sangat kuat, dan kemungkinan melampaui (Menteri Pertahanan Rusia Sergei) Shoigu dan Gerasimov ketika berbicara dengan Putin," tulis analis militer Rob Lee di Twitter.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya