Gempa Cianjur: BMKG Minta Warga Waspada Bencana Lanjutan, Longsor dan Banjir Bandang

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan imbauan pasca-gempa Cianjur ini dikhususkan bagi masyarakat Cianjur yang bermukim di daerah lereng-lereng perbukitan dan lembah atau bantaran sungai.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 04 Des 2022, 08:11 WIB
Foto udara memperlihatkan pemukiman yang hancur akibat gempa di Desa Sarampad, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Kerusakan akibat gempa membuat kendaraan tidak bisa melintas untuk membawa bantuan bagi warga terdampak. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Gempa Cianjur yang terjadi 21 November 2022 lalu menyebabkan duka. Ratusan jiwa melayang karena bencana tersebut.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun meminta masyarakat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mewaspasai bencana lanjutan usai gempa tersebut. Bencana lanjutan yang dimaksud adalah tanah longsor dan banjir bandang.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan imbauan ini dikhususkan bagi masyarakat Cianjur yang bermukim di daerah lereng-lereng perbukitan dan lembah atau bantaran sungai.

Dia mengatakan, besar kemungkinan lereng-lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh usai gempa berskala magnitudo 5,6. Hal ini dapat semakin diperparah dengan tingginya intensitas hujan yang berpotensi mengguyur Cianjur.

"Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng. Jadi masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin," jelas Dwikorita dalam siaran tertulis di laman resmi BMKG.

Menurut dia, banyaknya korban jiwa jatuh dalam peristiwa gempa Cianjur, akibat tertimpa bangunan yang tidak mampu menahan guncangan gempa.

"Sebenarnya gempa tidak membunuh dan melukai. Justru, bangunanlah yang membunuh dan melukai manusia," kata Dwikorita.

Dia pun meminta masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi. Karena dikhawatirkan tidak kuat menopang dan ambruk jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.

"Untuk sementara jangan memaksakan kembali ke rumah jika bangunannya rusak atau retak-retak. Hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 gempa susulan dengan terbesar tinggi getaran 4.2 dan terkecil 1.5 magnitudo," ujar Dwikorita.

 

2 dari 2 halaman

Tenang

Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tetap tenang namun waspada dan tidak serta-merta mempercayai informasi ataupun berita yang tidak jelas asal-usulnya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal-kanal komunikasi resmi BMKG," ujarnya.

Sejak kejadian kemarin, tambah Dwikorita, Tim BMKG terjun ke lokasi bencana bersama BPBD Kota Cianjur untuk melakukan sosialisasi dan menenangkan warga masyarakat yang terdampak. Sedangkan, mulai hari ini, Selasa (22/11) Tim Survey BMKG melakukan perekaman gempa-gempa susulan dan tingkat kerusakan, untuk menghasilkan peta makrozonasi dan mikrozonasi yang diperlukan untuk mendukung proses rekonstruksi dan penyempurnaan tata ruang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya