Top! Indonesia Lebih Jago Jinakkan Inflasi Dibanding Negara G20

BPS mencatat tingkat inflasi Indonesia di bulan Oktober 2022 sebesar 5,71 persen (yoy). Bila dibandingkan dengan negara-negara anggota G20, tingkat inflasi Indonesia masih jauh lebih rendah.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Nov 2022, 12:30 WIB
Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Realisasi inflasi tersebut lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sejalan dengan dampak penyesuaian harga BBM terhadap kenaikan inflasi kelompok pangan bergejolak dan inflasi kelompok harga diatur Pemerintah yang tidak sebesar prakiraan awal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Indonesia di bulan Oktober 2022 sebesar 5,71 persen (yoy). Bila dibandingkan dengan negara-negara anggota G20, tingkat inflasi Indonesia masih jauh lebih rendah.

"Secara global tekanan inflasi masih cukup tinggi di beberapa negara di G20, inflasinya masih jauh diatas Indonesia," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa (1/11).

Secara umum Setianto mengatakan inflasi bahan makanan masih mengalami kenaikan. Namun sebaliknya inflasi energi mulai mengalami penurunan.

Di Amerika Serikat, tingkat inflasi tercatat 8,2 persen. Inflasi bahan makanan tercatat 12,9 persen dan inflasi energi sebesar 19,8 persen.

Tingkat inflasi di Turki juga masih tinggi yakni 83,5 persen. Inflasi dari kelompok bahan makanan tercatat 90,3 persen dan inflasi energi 145 persen.

Begitu juga dengan inflasi yang terjadi di Inggris sebesar 8,8 persen. Tingkat inflasi bahan makanan tembus 14,6 persen dan inflasi bahan makanan 49,4 persen.

Di Jerman tingkat inflasinya juga masih tinggi yakni 10 persen. Inflasi bahan makanan sebesar 17,7 persen dan inflasi energi 44,5 persen.

Sementara itu, tingkat inflasi di negara-negara Asia cenderung lebih baik. Di korea Selatan tingkat inflasinya sebesar 5,6 persen. Inflasi bahan makanan tercatat 7,8 persen dan inflasi energi 16,5 persen.

Pun dengan Jepang yang tingkat inflasinya 3 persen. Hanya saja tingkat inflasi bahan makanannya masih 4,5 persen dan inflasi energinya 16,8 persen.

Meski begitu, secara umum, Setianto mengatakan proyeksi inflasi global masih akan tetap tinggi pada kuartal IV-2022. Diperkirakan tingkat inflasi global di kuartal III sebesar 9,0 persen dan melemah di kuartal IV menjadi 8,3 persen.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

2 dari 3 halaman

BPS: Inflasi Oktober 2022 Capai 5,71 Persen

Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Realisasi inflasi tersebut lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sejalan dengan dampak penyesuaian harga BBM terhadap kenaikan inflasi kelompok pangan bergejolak dan inflasi kelompok harga diatur Pemerintah yang tidak sebesar prakiraan awal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Oktober 2022 mencapai 5,71 persen secara tahunan atau year on year (YoY). Itu melemah dibanding laju inflasi per September 2022 lalu, yang tembus 5,95 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, berdasarkan pantauannya dan tim di 90 kota, laju inflasi Oktober 2022 memang terlihat mulai melemah.

"Pada Oktober 2022, terjadi inflasi sebesar 5,71 persen. Kalau dibandingkan tahun lalu atau YoY, dimana terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,66 pada Oktober 2021, menjadi 112,75 pada Oktober 2022," jelasnya, Selasa (1/11/2022).

Sektor transportasi jadi penyumbang terbesar, dimana inflasinya mencapai 16,03 persen dengan andil 1,92 persen.

Diikuti makanan, minuman dan tembakau dengan angka inflasi 6,76 persen dan andil 1,72 persen, lalu perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan laju inflasi 5,41 persen, dan andil 0,34 persen.

Setianto mengatakan, inflasi sektoral tersebut tidak lepas dari kenaikan harga BBM yang terjadi sejak periode awal September 2022, meskipun beberapa produk seperti Pertamax turun harga di Oktober 2022.

"Penyumbang inflasi tertinggi secara YoY, beberapa komoditas seperti bensin, tarif angkutan dalam kota, beras, Solar, termasuk tarif angkutan antar kota, tarif kendaraan online dan rumah tangga, ini merupakan komoditas penyumbang inflasi tertinggi secara year on year," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Ekonomi Indonesia Tumbuh di Tengah Ancaman Inflasi, BI: Ini Mukjizat

Aktivitas perdagangan di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (16/9/2022). Pemerintah memprediksi laju inflasi sebesar 1,38% pada September 2022. Adapun prediksi ini akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kementerian Keuangan mengatakan laju inflasi akan kembali normal pada November 2022. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia menyelenggarakan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Sulawesi Selatan sebagai upaya pengendalian inflasi pangan di daerah.

Sebab, tren kenaikan harga atau inflasi masih terus terjadi hingga saat ini. Untuk mengendalikan inflasi, tentunya diperlukan langkah antisipatif terkait komoditas yang berpotensi mengalami kenaikan harga.

Hal itu disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono dalam dalam “Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Sulawesi Selatan,” Senin (24/10/2022).

“Pertemuan kita siang hari ini sangat penting, dan saya rasa semua yang hadir pada siang hari ini itu menunjukkan betapa kuat koordinasi,” ujar Doni.

Dalam paparannya, Doni mengatakan tingkat inflasi di bulan September 2022 mencapai 5,95 persen (yoy). Bahkan, lembaga dunia memprediksi inflasi di Indonesia bisa mencapai 6-7 persen.

Oleh karena itu, Bank Indonesia bersama seluruh Pemerintah Pusat, Daerah, serta stakeholders terkait secara intens melakukan sinergi dan kolaborasi pada pengendalian inflasi di tingkat daerah maupun nasional

 “Di dunia luar sana proyeksi inflasi kita itu sampai 6 sampai 7 persen hingga akhir tahun ini. Oleh karena itu kita harus sama-sama bisa menurunkan itu di bawah, karena dulu sebelum era 5 tahun kebelakang inflasi itu selalu 5 persen. Sekarang kan diprediksi kembali lagi ke 6 dan 7 persen. Ini yang yang kita harus sama-sama bahu-membahu untuk bisa menurunkan inflasi ini,” ujarnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya