Sejarah Hagia Sophia, Katedral Bizantium yang Diubah Jadi Masjid Usai Penaklukan Sultan Muhammad Al Fatih

Hagia Sophia dikonversi dari katedral menjadi masjid ketika Sultan Muhammad al-Fatih (1451-1481) menaklukkan Istanbul pada tahun 1453

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Okt 2022, 06:30 WIB
Pengunjung berjalan di sepanjang Basilica Cistern era Bizantium di Istanbul, Turki, Rabu, 27 Juli 2022. The Basilica Cistern atau Yerebatan Sarnici terletak di barat daya Hagia Sophia, objek wisata dan salah satu landmark di Kota Istanbul. (AP Photo/Emrah Gurel)

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Hagia Sophia dibuka untuk umum sebagai tempat ibadah dengan pelaksanaan Salat Jumat perdana pada 24 Juli 2020 setelah jeda 86 tahun menjadi museum. Sebelum menjadi museum, bangunan ikonik muslim dan nasrani itu sempat menjadi katedral nyaris 1.000 tahun.

Keputusan perubahan status Hagia Sophia itu pun menuai respons warga dunia, terutama muslim. Mereka antusias dengan perubahan status bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu riwayat Turki sejak zaman kekaisaran Bizantium.

Mengutip Anadolu Agency, bangunan ini berfungsi sebagai gereja selama 916 tahun sampai penaklukan Istanbul, dan berubah menjadi masjid dari tahun 1453 hingga 1934 - hampir setengah milenium.

Pada 10 Juli, pengadilan Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum, membuka jalan untuk digunakan kembali sebagai masjid setelah jeda 86 tahun.

Pada 16 Juli, Direktorat Urusan Agama Turki menandatangani protokol kerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk mengelola Hagia Sophia setelah dikonversi menjadi masjid.

Di bawah protokol itu, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan mengawasi pekerjaan restorasi dan konservasi, sementara Direktorat Urusan Agama akan mengawasi layanan keagamaan di Masjid Hagia Sophia.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Ikon Kristen akan tetap dilestarikan

Khatib menyampaikan khutbah saat pelaksanaan salat Idul Adha di Hagia Sophia, Istanbul, Turki, Jumat (31/7/2020). Ini merupakan salat Idul Adha pertama di Hagia Sophia setelah dialihfungsikan dari museum menjadi masjid. (Pool via AP)

Bangunan megah warisan berbagai peradaban itu juga akan terbuka untuk wisatawan domestik dan mancanegara secara gratis. Proses pengubahan fungsi dari museum menjadi masjid setelah keputusan pengadilan Turki berlangsung dengan aktivitas restorasi dan pemasangan karpet.

Tim polisi juga mengambil tindakan antisipasi keamanan dengan menutup sekeliling masjid Hagia Sophia dan Blue Mosque dengan penghalang besi. Sementara anjing pelacak juga menemani tim polisi untuk langkah keamanan di sana.

Otoritas Turki berkomitmen untuk tetap melestarikan gambar kekristenan di Hagia Sophia.

Mosaik kekristenan yang tergambar di langit-langit Masjid Hagia Sophia yang meliputi gambar Yesus, Bunda Maria, dan roh kudus Kristen akan ditutup oleh tirai ketika salat digelar.

Di luar waktu salat ikon tersebut akan dibuka kembali dan terbuka untuk semua pengunjung.

Direktorat Keagamaan Turki juga mengatakan kehadiran mosaik dan lukisan tersebut tidak akan menjadi penghalang saat salat.

3 dari 4 halaman

Perjalanan Hagia Sophia dari Masa ke Masa

Kendaraan polisi berpatroli di depan Hagia Sophia di Istanbul pada 11 Juli 2020. Pemerintah Turki memutuskan untuk mengembalikan status Hagia Sophia menjadi masjid setelah difungsikan sebagai museum. (Ozan KOSE/AFP)

Hagia Sophia pertama kali dibangun sebagai gereja katedral oleh dua arsitek terbaik Isidoros dan Anthemios di bawah Kekaisaran Bizantium Kristen pada abad keenam.

Pembangunan Hagia Sophia, yang dimulai pada 532, selesai dalam waktu singkat dalam 5 tahun. Bangunan itu dibuka untuk beribadah dengan upacara besar pada 537.

Hagia Sophia adalah gereja terbesar yang dibangun oleh Kekaisaran Romawi Timur di Istanbul, situs itu dibangun tiga kali di tempat yang sama. Bangunan itu dinamakan Megale Ekklesia (Gereja Hebat) ketika pertama kali dibangun, lalu diubah menjadi Hagia Sophia sejak abad ke-5, yang bermakna kebijaksanaan suci.

Hagia Sophia telah hancur berkali-kali sepanjang sejarah, dan kerusakan terbesar selama serangan Tentara Salib yang ke-4.

Tentara Romawi Barat menjarah banyak barang berharga Hagia Sophia yang suci bagi umat Kristiani Ortodoks saat menduduki kota Istanbul pada 1204. Kota ini baru bisa diselamatkan dari invasi Tentara Salib pada 1261.

Ketika Bizantium mengambil alih lagi kekuasaan pada 1261, Hagia Sophia dalam keadaan hancur. Rakyat Romawi Timur pun bergotong-royong memperbaiki Hagia Sophia yang telah dijarah oleh tentara Roma.

Namun gempa bumi pada 1344 telah menghancurkan struktur lama Hagia Sophia. Karena tak sanggup memperbaiki bangunan itu akibat keadaan ekonomi yang buruk, Bizantium sempat menutup tempat ibadah itu selama beberapa periode.

4 dari 4 halaman

Konversi Katedral Jadi Masjid

Seorang perempuan mengunjungi bagian dalam Hagia Sophia di Istanbul, Turki pada 10 Juli 2020. Sebelum menjadi museum, Hagia Sophia adalah Katedral lalu berubah menjadi masjid saat Kekhalifahan Utsmaniyah pada tahun 1453. (Ozan KOSE/AFP)

Hagia Sophia dikonversi menjadi masjid ketika Sultan Muhammad al-Fatih (1451-1481) menaklukkan Istanbul pada tahun 1453.

Menara dan pilar besar yang dibangun oleh arsitek Ottoman terkenal Mimar Sinan membuat situs bersejarah itu menjadi warisan arsitektur dunia yang berdiri kokoh hingga sekarang.

Segera setelah penaklukan, bangunan itu direnovasi dan dipelihara dengan baik, serta difungsikan sebagai masjid kekaisaran selama periode Ottoman.

Ketika Sultan Muhammad al-Fatih menaklukkan kota itu pada tahun 1453, beliau hanya menunjuk Hagia Sophia sebagai satu-satunya simbol penaklukkan baginya.

Setelah penaklukan, Sultan mengubah gereja itu jadi masjid dengan mendirikan sebuah wakaf yang menaunginya serta menjadi imam Salat Jumat pertama di sana.

Selama menjadi museum pada tahun 1985, Hagia Sophia dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya