Puan Maharani Tutup P20 Summit, Semua Parlemen Sepakat Atasi Persoalan Global

Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan bahwa para parlemen dunia sepakat bahwa penguatan peran parlemen merupakan solusi dalam menghadapi situasi global yang sulit.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 07 Okt 2022, 15:29 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan isu kesetaraan gender dalam salah satu sesi diskusi di 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) yang diselenggarakan di Gedung DPR pada Jumat (7/10/2022). (Dok: DPR RI-P20)

Liputan6.com, Jakarta Pertemuan Ketua Parlemen negara-negara G20 atau The 8th G20 Parliamentary Speaker's Summit telah ditutup secara resmi oleh Ketua DPR RI Puan Maharani pada Jumat, 7 Oktober 2022. Penutupan itu sekaligus mengakhiri keketuaan Indonesia di P20 pada tahun 2022.

Perhelatan yang berlangsung selama dua hari, 6-7 Oktober 2022, telah sukses menghasilkan suatu babak baru dan penting dalam mengatasi berbagai permasalahan global melalui penguatan multilateralisme. Sesuai tema yang diusung yaitu Stronger Parliament for Sustainable Recovery, para Pemimpin Parlemen negara-negara anggota G20 sepakat untuk terus meningkatkan peran parlemen pada tataran global.

Selama dua hari diskusi, para pemimpin parlemen membahas berbagai isu prioritas. Mulai dari pembangunan berkelanjutan, green economy, ketahanan pangan dan energi serta tantangan ekonomi, hingga kesetaraan gender pun tak luput dari pembahasan.

Ketua DPR RI Puan Maharani yang menjadi chair pada setiap sesi diskusi mengatakan bahwa para parlemen dunia sepakat bahwa penguatan peran parlemen merupakan solusi dalam menghadapi situasi global yang sulit.

2 dari 3 halaman

Chair's Summary dari P20 Summit

Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan isu kesetaraan gender dalam salah satu sesi diskusi di 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) yang diselenggarakan di Gedung DPR pada Jumat (7/10/2022). (Dok: DPR RI-P20)

Di bawah keketuaan Indonesia, P20 Summit tahun ini menghasilkan outcome document berupa Chair's Summary yang menggarisbawahi beberapa hal sebagai berikut:  

  1. Multilateralisme merupakan kanal paling efektif untuk mengatasi berbagai tantangan global bersama.
  2. Perang dan konflik bersenjata merupakan ancaman atas keamanan dan tatanan global serta membawa dampak negatif terhadap ketahanan pangan, ketahanan energi, dan perekonomian global.
  3. Mendesak negara-negara G20 untuk melipatgandakan upaya dalam mengatasi perbedaan, mempromosikan perdamaian, dan memperkuat pemulihan ekonomi.
  4. Perlunya sarana pembiayaan yang efektif dan inovatif, termasuk keuangan campuran, untuk membantu mempersempit kesenjangan keuangan SDG. 
  5. Perlunya ekonomi digital yang inklusif, terbuka, adil, dan tidak diskriminatif dan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan penanganan perubahan iklim.
  6. Pentingnya realisasi komitmen negara-negara maju untuk segera memenuhi target USD 100 miliar/tahun hingga 2025 serta komitmen untuk transfer teknologi ke negara-negara berkembang.
  7. Urgensi kesetaraan gender yang dapat mewujudkan kemakmuran yang lebih besar dan pembangunan berkelanjutan untuk semua.
  8. Parlemen yang kuat adalah kunci bagi demokrasi yang kuat dan untuk memastikan bahwa kesejahteraan dan kesejahteraan warga negara berada di pusat pembuatan kebijakan dan legislasi.
3 dari 3 halaman

Chair's Summary Jadi Masukan dalam KTT G20

Poin-poin yang tertuang dalam outcome document tersebut merupakan wujud komitmen bersama para pemimpin parlemen negara-negara G20, yang sekaligus akan menjadi masukan bagi pemerintah RI khususnya dalam KTT G20  dilaksanakan pada bulan November 2022 mendatang di Bali. 

Lebih lanjut, Ketua DPR RI Puan Maharani juga menegaskan bahwa outcome document tersebut akan menjadi rujukan bagi parlemen negara-negara G20 dalam menyusun legislasi sekaligus menjadi referensi bagi pelaksanaan pertemuan P20 berikutnya yang akan diketuai oleh Parlemen India.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya