Do Kwon Makin Terancam, AS dan Korsel Kerja Sama Selidiki Kasus Terraform Labs

AS dan Korea Selatan saat ini sama-sama sedang menyelidiki pendiri Terraform Labs Do Kwon akibat runtuhnya LUNA dan UST.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 12 Jul 2022, 11:19 WIB
Ilustrasi Terra (Foto: tangkapan layar terra.money)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan dilaporkan telah setuju untuk berbagi data tentang kasus kripto yang sedang berlangsung, termasuk kasus seputar CEO Terraform Labs, Do Kwon dan runtuhnya cryptocurrency terra (LUNA) dan stablecoin terra usd (UST).

Dilansir dari Bitcoin.com, Selasa (12/7/2022), Menteri Kehakiman Korea Selatan, Han Dong-hoon bertemu dengan pejabat penuntutan Amerika Serikat selama kunjungan ke New York minggu lalu. 

Pejabat AS yang hadir pada pertemuan tersebut termasuk kepala penasihat Jaksa Amerika Serikat, Andrea Griswold dan co-kepala Satuan Tugas Penipuan Sekuritas Komoditas dari Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Selatan New York, Scott Hartman. 

Pejabat dari kedua negara memeriksa cara untuk meningkatkan kerja sama dalam penyelidikan penipuan sekuritas besar dan kejahatan keuangan, termasuk yang melibatkan cryptocurrency. Secara khusus, mereka membahas pertukaran informasi antara Kantor Kejaksaan Distrik Selatan Seoul dan kantor Distrik Selatan New York.

Kedua belah pihak sepakat untuk membagikan data investigasi terbaru mereka tentang kasus kripto yang sedang berlangsung, termasuk kasus seputar runtuhnya cryptocurrency terra (LUNA) dan algoritmik stablecoin terra usd (UST).

Baik AS dan Korea Selatan saat ini sama-sama menyelidiki pendiri Terraform Labs Do Kwon akibat runtuhnya LUNA dan UST. Jaksa Korea Selatan sedang menyelidiki kemungkinan tuduhan penipuan. Selain itu, pemerintah Korea sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan standar daftar terpadu pada pertukaran mata uang kripto.

Di AS, Securities and Exchange Commission (SEC) sedang menyelidiki Do Kwon dan apakah pemasaran UST sebelum jatuh melanggar peraturan perlindungan investor. 

Runtuhnya LUNA mendorong Ketua SEC Gary Gensler untuk memperingatkan banyak token kripto akan gagal. Sementara itu, anggota parlemen AS juga menyerukan peraturan stablecoin yang mendesak.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Perusahaan Do Kwon Diduga Manipulasi Harga dengan Miliaran Stablecoin

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, Terraform Labs dan Luna Foundation Guard (LFG) diduga telah melakukan manipulasi harga menggunakan miliaran stablecoin menurut sebuah laporan terbaru. 

Dilansir dari Bein Crypto, Senin (4/7/2022), perusahaan keamanan Blockchain, Uppsala Security dan CoinDesk Korea bersama-sama melakukan penyelidikan terhadap aliran dana, menerbitkan temuan penelitian yang menunjukkan kegiatan terlarang mungkin telah terjadi oleh kedua perusahaan Terraform Labs dan LFG. 

Kedua pihak menggunakan teknik forensik data on-chain untuk mempelajari bagaimana Terraform Labs dan LFG memindahkan dana. Hal ini mencantumkan empat alamat berbeda sebagai yang sangat penting dan menunjukkan bagaimana Terra USD (UST) ditukar dengan Magic Internet Money (MIM) dan akhirnya menjadi Tether (USDT).

Dompet pertama, yang disebut “dompet pertukaran A,” digunakan untuk mengonversi lebih dari tiga miliar UST dalam MIM dan kemudian USDT. Dompet distribusi A digunakan untuk mentransfer sekitar 2,36 miliar UST ke dompet pertukaran, sementara “dompet pertukaran A” menerima lebih dari 1 miliar USDT dari dompet pertukaran A.

Inti dari laporan ini adalah dompet ini digunakan untuk mengirim dana ke bursa terpusat dan terdesentralisasi termasuk Abracadabra, Binance, dan Curve. Pergerakan dana rahasia ini menimbulkan kecurigaan, dan sekarang masyarakat harus menyelidiki lebih jauh untuk melihat seberapa mencurigakan hal tersebut.

3 dari 4 halaman

Masalah Terraform Labs Semakin Parah

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Terraform Labs sudah dikepung dengan beberapa investigasi. Pihak berwenang Korea Selatan sedang menyelidiki perusahaan dan Do Kwon, sementara Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat juga melakukan penyelidikannya sendiri.

Laporan Uppsala Security tidak secara eksplisit menyatakan ada manipulasi atau pencucian uang. Laporan itu berbunyi “Untuk tujuan apa sejumlah besar USDT dibuat, dan apa yang akhirnya terjadi dengan USDT ini yang disetorkan ke akun pertukaran ini?”. 

“Sayangnya, ini bukan sesuatu yang bisa kami jawab, karena yang bisa kami berikan hanyalah fakta berdasarkan data on-chain,” isi laporan tersebut. 

Tetapi jika Terraform Labs dan LFG memang melakukan kegiatan terlarang dengan dana tersebut, maka masalahnya bisa menjadi lebih buruk. Selain itu, tuduhan terhadap Do Kwon juga muncul, yang menyatakan dia menguangkan USD 2,7 miliar dari Terra.

4 dari 4 halaman

Kasus Baru, Do Kwon dan Perusahaannya Digugat Tuduhan Menyesatkan Investor

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, menyusul insiden depegging Terra stablecoin, gugatan class action telah diajukan terhadap perusahaan Terraform Labs (TFL) dan sejumlah perusahaan kripto lainnya atas runtuhnya terra usd (UST). 

Kasus terhadap Terraform Labs (TFL) diajukan oleh penggugat Nick Patterson atas nama orang lain yang berada di lokasi yang sama dan firma hukum Scott+Scott LLP.

Menurut dokumen yang baru-baru ini diajukan di Pengadilan Distrik AS di California Utara, Terraform Labs dituduh menjual sekuritas yang tidak terdaftar dan menyesatkan investor. 

Selain TFL, Jump Crypto, Jump Trading, Republic Capital, Definance Capital, GSR Markets, Three Arrows Capital, Nicholas Platias, dan Do Kwon juga disebutkan dalam gugatan tersebut. Patterson dan kelompok penggugat menuduh para tergugat “berulang kali menggembar-gemborkan stabilitas UST.”

Selain itu, gugatan tersebut mengklaim token berbasis Terra adalah sekuritas yang tidak terdaftar. 

"Token Terra adalah sekuritas yang gagal didaftarkan oleh TFL sebelum dijual,” tegas pengacara penggugat dikutip dari Bitcoin.com, Rabu, 22 Juni 2022.

Gugatan itu terungkap pada 18 Juni 2022, dan diungkap oleh salah satu mantan pegawai TFL, Fatman yang membuat cuitan tentang kasus yang diajukan di California. Gugatan tersebut menjelaskan investor diberitahu harga UST dan Anchor stabil.

Gugatan terhadap TFL dan kelompok dana lindung nilai mengikuti gugatan baru-baru ini terhadap Binance US, yang dituduh menjual sekuritas yang tidak terdaftar dan mengiklankan terra usd (UST) sebagai “aman.” 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya