Mr P Bengkok dan Sakit Saat Bercinta, Waspadai Peyronie!

Pria memiliki penis yang bengkok baik ke kiri atau ke kanan saat ereksi masih dibilang normal. Namun jika penis bengkok itu menimbulkan rasa sakit saat berhubungan seksual, Anda sebaiknya mencari dokter.

oleh Liputan6 diperbarui 31 Jan 2013, 19:08 WIB
Pria memiliki penis yang bengkok baik ke kiri atau ke kanan saat ereksi masih dibilang normal. Namun jika penis bengkok itu menimbulkan rasa sakit sehingga membuat Anda sulit berhubungan seksual, atau panjangnya berkurang, Anda sebaiknya mencari dokter. Anda tak akan pernah tahu, penis bengkok Anda itu karena penyakit Peyronie.

Penyakit Peyronie yang membuat penis bengkok saat ereksi. Gangguan ini terjadi pada 1 sampai 3 persen pria. Dan bagi pria yang terkena penyakit ini, hanya sejumlah kecil yang memerlukan operasi atau menyebabkan impotensi.

Kondisi tersebut ternyata kebanyakan mempengaruhi pria berusia 40 tahun, meski itu bisa terjadi pada usia berapa pun.

Perkiraan jumlah orang yang terkena juga bervariasi, tapi sebuah studi menunjukkan sekitar 3-9 persen pria mungkun mengalami kondisi tersebut.

Penyakit Peyronies bisa berdampak ke psikologis, terutama pada pria lajang yang tidak dalam hubungan yang mapan.

Lantas apa saja gejala dari penyakit Peyronie?
  1. Daerah penis menebal atau ada benjolan keras (plak) pada batang penis (sangat jarang memiliki lebih dari satu plak.
  2. Saat ereksi penis membengkok
  3. Nyeri pada penis, biasanya selama ereksi (nyeri pada saat kelamin tidak ereksi jarang terjadi.
  4. Penis tampak cacat seperti jam pasir.
  5. Hilangnya panjang atau ketebalan penis.
Berdasarkan situs peyronies yang dikutip capitalfm, Kamis (31/1/2013), jika kasusnya sudah parah, penis yang bengkok bisa membuat hubungan seks jadi sulit, menyakitkan, bahkan mustahil dilakukan. Penyakit Peyronie ini bisa menyebabkan disfungsi ereksi.

Penyebab penyakit ini hingga kini belum diketahui. Namun, diperkirakan kondisi ini terjadi setelah cedera pada penis saat ereksi, seperti menjadi bengkok selama aktivitas seksual. Namun kondisi tersebut bisa berkembang tanpa penyebab yang jelas. Penyakit ini bisa diturunkan dalam keluarga.

Jika kondisi ini menyerang Anda, segeralah pergi ke dokter umum agar bisa mendapatkan bantuan lebih lanjut. (Mel/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya