PTPN X Targetkan Produksi Gula 340 Ribu Ton di 2022

PTPN X akan membentuk kluster pabrik gula (PG) berdasarkan wilayah kerjanya, yaitu Kluster Delta dan Kluster Dhoho untuk mencapai target produksi.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 25 Feb 2022, 18:00 WIB
Petani tebu. (Dok PTPN)

Liputan6.com, Jakarta - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X, anak usaha Holding Perkebunan Nusantara menargetkan mampu menggiling tebu 4,2 juta ton dengan total produksi gula 340 ribu ton. terdapat 4 strategi untuk mencapai target tersebut yaitu pembentukan kluster pabrik gula, perluasan Tebu Sendiri (TS), Pengamanan Tebu Asli Daerah (TAD), dan peningkatan produktivitas tebu dan rendemen.

Direktur PTPN X Tuhu Bangun menjelaskan, upaya pertama adalah pembentukan kluster pabrik gula (PG) berdasarkan wilayah kerjanya, yaitu Kluster Delta dan Kluster Dhoho. Kluster Delta ini terdiri dari PG Kremboong Sidoarjo, PG Gempolkrep Mojokerto, PG Djombang Baru dan PG Tjoekir Jombang. Nantinya jumlah tebu yang digiling oleh Kluster Delta mencapai 1,7 Juta Ton.

Sedangkan untuk Kluster Dhoho yang terdiri dari PG Lestari Nganjuk, PG Meritjan Kediri, PG Pesantren Baru Kediri, PG Ngadiredjo Kediri, dan PG Modjopanggoong Tulungagung akan menggiling tebu sejumlah 2,5 Juta Ton.

Upaya pembentukan kluster ini nantinya akan membuat masing-masing wilayah lebih fokus untuk memperoleh pasok BBT dan meningkatkan sinergi antar pabrik gula sesaudara. Kedua, adalah dengan perluasan TS melalui Agroforestry, Kerjasama Usaha, dan Sewa Lahan.

“Tahun ini ditargetkan perluasan lahan akan mencapai 422 Ha melalui program Agroforestry dan 535 Ha melalui Kerjasama Usaha dan Sewa Lahan. Adanya penambahan lahan TS ini akan meningkatkan jumlah pasok tebu juga ke pabrik gula milik PTPN X,” terang Tuhu dalam keterangan tertulis, Jumat (25/2/2022).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Upaya Selanjutnya

Aktivitas petani tebu di Desa Betet, Pesantren, Kediri, Jatim pada akhir September lalu. Bulog hanya membeli sekitar 100 ribu ton, sehingga sebagian petani terpaksa menjual gula dengan harga di bawah Rp 9.000 per Kg. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Upaya ketiga yaitu melalui pengamanan Tebu Asli Daerah (TAD), dengan cara menambah sarana pendukung tebangan, pemberian program-program pendukung untuk petani, meningkatkan keterikatan dengan petani melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), dan penerapan Sistem Pembelian Tebu (SPT) berbasis kualitas.

Upaya terakhir adalah peningkatan produktivitas tebu dan rendemen melalui pemberian subsidi benih dan introduksi varietas baru di pabrik gula, penjaminan pupuk Tebu Rakyat (TR) melalui Program Makmur, dan memperbaiki manajemen Tebang-Muat-Angkut (TMA).

“Ada lima poin utama dalam perbaikan manajemen TMA, yaitu tata kelola Tebu Rakyat berbasis kawasan, cost reduction & cost efectiveness, akurasi penyediaan sarana TMA, treatment perbaikan mutu tebu, dan fokus pengamanan tebangan Tebu Sendiri,” terang Tuhu.

Tuhu Bangun optimis dengan seluruh upaya tersebut, maka target on farm PTPN X tahun 2022 dapat tercapai. Ketercapaian tersebut didukung pula dengan internalisasi budaya planters tangguh yang terus dilakukan oleh PTPN X.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya