Bank dan Korporasi Harus Perkuat Kerja Sama Guna Capai Target Emisi Karbon

Perbankan dan korporasi sebagai pemain besar di sektor keuangan harus bersinergi untuk mencapai target emisi karbon yang lebih rendah.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Feb 2022, 14:46 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, perlu ada kerja sama antara bank dan korporasi sehingga target penurunan emisi karbon bisa tercapai. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Perlu adanya kolaborasi antara industri perbankan dan korporasi untuk mengatasi perubahan iklim. Industri perbankan sebaiknya memberikan pembiayaan ke proyek hijau untuk menekan emisi karbon.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, perlu ada kerja sama antara bank dan korporasi sehingga target penurunan emisi karbon bisa tercapai. 

"Perbankan dan korporasi sebagai pemain besar di sektor keuangan harus bersinergi untuk mencapai target emisi karbon yang lebih rendah untuk memitigasi risiko perubahan iklim," katanya dalam Seminar G20:Scaling Up The Utilization Of Sustainable Financial Instruments, Jakarta, Jumat (18/2/2022).

Peningkatan instrumen hijau dan investasi hijau memainkan peran penting untuk mendorong kemajuan menuju ekonomi yang berkelanjutan, hijau, dan inklusif. Termasuk mengatasi permasalahan perubahan iklim.

Adapun dukungan investasi dalam instrumen keuangan hijau ini dapat ditujukan untuk pengembangan energi hijau, transportasi hijau, hingga infrastruktur hijau.

"Ini akan membantu transisi menuju ekonomi dan keuangan yang lebih berkelanjutan, juga menuju emisi gas rumah kaca yang rendah untuk mendukung Perjanjian Paris 2030 dan Pembangunan Berkelanjutan PBB," jelas Perry Warjiyo.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Pemerintah dan Bank Sentral

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menggelar konferensi pers di Jakarta, Kamis (17/1). Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Januari 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perry menambahkan, kolaborasi antara pemerintah dan bank sentral juga diperlukan untuk membangun ekosistem keuangan yang berkelanjutaninstrumen. Antara lain dengan melahirkan kebijakan-kebijakan yang ramah terhadap pengembangan ekonomi hijau.

"Keduanya harus memberikan langkah-langkah pendukung, baik insentif maupun kebijakan disinsentif, dan bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk membangun ketahananinfrastruktur, termasuk taksonomi hijau, layanan verifikasi, sertifikat hijau, dan jasa pemeringkatan hijau," tandasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya