Direktur NIH Prediksi Ada Varian Baru COVID-19 Setelah Omicron

Pakar kesehatan dari National Insitute of Health (NIH) memastikan kehadiran varian COVID-19 setelah Omicron.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 06 Des 2021, 18:00 WIB
Petugas kesehatan menunjukkan jarum suntik kosong usai menyuntik seorang wanita dengan vaksin COVID-19 pada hari pertama vaksinasi nasional di sebuah sekolah di Kota Quezon, Filipina, Senin (29/11/2021). Kemunculan COVID-19 varian Omicron telah memicu alarm baru di Filipina. (AP Photo/Aaron Favila)

Liputan6.com, Washington, DC - Omicron, varian baru dari COVID-19 diprediksi bukanlah yang terakhir.

Gara-gara varian Omicron ini, berbagai negara kini tengah memperketat prokes. 

Pemimpin National Insitute of Health (NIH), Dr. Francis Collins, sudah membuka kemungkinan adanya varian baru lainnya dari COVID-19

"Tentunya mungkin ini bukanlah varian emerging terakhir yang akan menarik banyak perhatian dan kekhawatiran," ujar Dr. Collins kepada NBC, dikutip Senin (6/12/2021).

"Yang satu ini memiliki jumlah mutasi yang lebih besar yang kita lihat sejauh ini. Omicron dengan 50 mutasi dibandingkan virus Wuhan yang asli," lanjutnya. 

Dr. Collins berkata mutasi seperti ini dapat terus terjadi jika masyarakat tidak memiliki imun yang memadai. 

"Kita perlu memakai alfabet-alfabet lainnya di alfabet Yunani," ujar Dr. Collins. 

Setelah Omicron, ada pi, rho, sigma, tau, upsilon, phi, chi, psi, dan omega. WHO melewatkan alfabet nu dan xi.

Menurut laporan The New York Times, WHO melewatkan nama varian Xi karena mirip nama dari Tionghoa.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Rekomendasi NIH dan CDC

Bayangan dari pengunjung yang mengenakan masker untuk membantu mengekang penyebaran virus corona di luar ruang pameran di Goyang, Korea Selatan, Sabtu (4/12/2021). Korea Selatan kembali memecahkan rekor hariannya untuk infeksi dan kematian virus corona. (AP Photo/Lee Jin-man)

Dr. Collins memberikan rekomendasi agar warga segeravaksin COVID-19, serta mengikuti protokol kesehatan. 

Bermasker juga dianggap penting saat melakukan perjalanan, baik itu jalur udara atau darat. 

Direktur CDC, Rochelle Walensky memberikan rekomendasi serupa.

"Mulai dari booster hingga strategi-strategi pencegahan yang kita tahu berfungsi: memakai masker dan jaga jarak fisik," ujar Dr. Walensky.

"Ini adalah metode-metode yang berfungsi untuk mencegah pencegahan COVID-19, tak masalah apa variannya," lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19:

Infografis Vaksin Covid-19 Booster, Butuh atau Enggak? (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya