Risiko Melahirkan Lewat Operasi Caesar bagi Ibu dan Anak

Ada beberapa risiko dari metode operasi caesar yang bisa mempengaruhi kondisi ibu dan anak.

oleh Henry diperbarui 28 Okt 2021, 16:02 WIB
Ilustrasi pasca melahirkan | unsplash.com/@sharonmccutcheon

Liputan6.com, Jakarta - Menurut riset dari organisasi kesehatan dunia (WHO), jumlah persalinan caesar atau sesar terus meningkat secara global dengan jumlah lebih dari satu di antara lima (21 persen) dari semua kelahiran. Sementara, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, angka prevalensi persalinan caesar hampir mencapai 18 persen.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K), mengatakan, setiap ibu yang merencanakan kehamilan maupun mempersiapkan persalinan sebaiknya melakukan deteksi dini.

"Apakah mereka punya faktor risiko ibu yang menyebabkan kehamilan berisiko tinggi dan memengaruhi kondisi kesehatan ibu, janin, atau keduanya, sehingga harus menjalani operasi caesar," terang dokter Rina dalam webinar Bicara Gizi yang bertema ‘Rencanakan Persalinan secara Matang dengan Tes Potensi Caesar’, Rabu, 27 Oktober 2021.

Beberapa faktor pemicu kehamilan berisiko tinggi di antaranya adalah kondisi fisik, misalnya tinggi badan kurang dari 145 cm, panggul sempit, dan umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Bisa juga karena kondisi medis sebelum hamil, seperti penyakit hipertensi, obesitas, diabetes, jantung, ginjal kronis, riwayat keguguran, atau riwayat kelainan genetik keluarga.

Penyebab lainnya, kondisi medis yang timbul saat hamil (preeklamsia, gestational diabetes, tiroid), kondisi kehamilan terkait komplikasi (prematur, kembar, placenta previa), kondisi janin yang terkadang baru terlihat saat di USG dan pilihan gaya hidup ibu.

Dokter Rima menambahkan, ibu juga perlu memiliki pemahaman tentang keuntungan dan risiko dari metode persalinan yang dipilih atau yang harus dijalani. Beberapa risiko dari metode operasi caesar yang bisa mempengaruhi kondisi ibu seperti adanya risiko kematian yang sedikit lebih tinggi dibandingkan jika melahirkan secara normal.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Deteksi Dini

Mengenal Risiko Kelahiran Caesar Bagi Ibu dan Anak. (Liputan6.com/Henry)

"Ada risiko kematian sedikit lebih tinggi 13 per 100 ribu dibandingkan kelahiran per vagina 3,5 per 100 ribu," ucapnya lagi.  Risiko lainnya adalah infeksi luka operasi, risiko perdarahan yang jauh lebih besar, perlukaan organ saat proses sayatan seperti kandung kemih atau usus, hingga perlekatan pasca operasi, komplikasi akibat anestesi serta pembekuan darah yang menyumbat paru.

Untuk memudahkan para calon ibu dalam melakukan deteksi dini potensi sesar, Danone SN Indonesia melalui Nutriclub meluncurkan Tes Potensi Caesar 2.0.  Tools digital ini merupakan pengembangan dari Tes Potensi Caesar yang diluncurkan pada 2020.

Tes ini diklaim sangat praktis dan cepat karena hanya membutuhkan waktu dua menit. Selain itu, hasil tes juga sudah dipersonalisasi sesuai dengan kondisi yang sedang dialami ibu sehingga dapat digunakan sebagai data penunjang saat berkonsultasi dengan dokter sebagai bahan pertimbangan. 

3 dari 4 halaman

ASI yang Terbaik

Mengenal Risiko Kelahiran Caesar Bagi Ibu dan Anak. (Liputan6.com/Henry)

Selain risiko yang dihadapi ibu, metode kelahiran juga bisa berpengaruh pada kesehatan anak.  Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi dr. Molly D. Oktarina, SpA(K), salah satu risiko metode kelahiran caesar adalah menyebabkan gangguan keseimbangan kolonisasi mikrobiota di saluran pencernaan si kecil.

Padahal kolonisasi mikrobiota saluran cerna yang didominasi oleh mikrobiota sehat merupakan aspek penting dalam menjaga daya tahan tubuh anak.  Molly menjelaskan, orangtua dapat mengoptimalkan sistem daya tahan tubuh anak kelahiran caesar dengan cara mengembalikan kesimbangan kolonisasi mikrobiota di saluran cernanya.

Air Susu Ibu (ASI) tetap merupakan makanan terbaik bagi anak usia 0-6 bulan yang mengandung nutrisi lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan kandungan lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan anak. "ASI juga mengandung prebiotik dan probiotik yang berkontribusi dalam mengembalikan keseimbangan mikrobiota pada saluran cerna si Kecil. Karena itu, pastikan ibu menyusui mengonsumsi makanan yang bergizi lengkap dan seimbang," tuturnya.

4 dari 4 halaman

Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19

Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya