Sambut Hari Kesehatan Jiwa, Kemkes Singgung Peran Penting Keluarga

Kenali faktor risiko yang mempengaruhi kesehatan jiwa.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi depresi, gangguan jiwa penyebab bunuh diri. Foto; Ade Nasihudin/Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta Menyambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang diperingati pada 10 Oktober setiap tahunnya, Kementerian Kesehatan RI kembali mengingatkan betapa pentingnya menjaga kesehatan jiwa.

Kesehatan jiwa merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan. Dimana sehat jiwa berarti sehat secara fisik, mental, spiritual, dan sosial.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan, dr Celestinus Eigya Munthe, Sp.KJ, M.kes, mengatakan, dengan jiwa yang sehat, seseorang mampu hidup mandiri serta produktif dan mampu berkontribusi.

Hal ini disinggung dalam Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2014 dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Memelihara kesehatan jiwa berarti memastikan agar setiap orang yang sehat jiwanya dapat menjalani kehidupan penuh arti (wellbeing) dalam kesejahteraan dan juga setiap orang mempunyai resiko untuk mengalami masalah gangguan jiwa.

2 dari 4 halaman

Faktor Risiko yang Mempengaruhi

Pada umumnya, semua orang mempunyai masalah untuk berisiko mendapatkan masalah kesehatan jiwa.

Faktor risiko ini perlu ditemukannya secara dini dan kemudian mendapatkan pertolongan secara dini agar masalah gangguan jiwa yang ada di dalam diri setiap individu itu dapat segera ditanggulangi.

"Gangguan jiwa timbul akibat faktor biologi, psikologi, dan sosial selama perkembangan. Gangguan jiwa dimulai pada usia muda sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas, kehilangan kualitas hidup, dan pengobatan kronis," kata Dokter Celestinus, dalam webinar Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2021, di YouTube Kemenkes, Minggu (10/10/2021).

 

3 dari 4 halaman

Peran penting keluarga

Tak hanya itu, keluarga juga memegang peran penting dalam penanganan masalah kesehatan jiwa.

"Dalam hubungan dengan keluarga yang sejak dalam kandungan individu tersebut telah mengalami konflik dalam keluarga sehingga terjadi depresi prenatal dan menimbulkan masalah mental," tambahnya.

Bagi mereka yang terlanjur mengalami masalah gangguan jiwa, baik itu pada kriteria sedang, berat ataupun ringan dapat mendapatkan suatu pelayanan paripurna dan mereka dapat produktif. Walaupun dalam keadaan hendaya ataupun keterbatasan dalam kehidupannya, tetapi mereka dapat bersikap produktif dalam lingkungan komunitas dan masyarakatnya.

 

 

Reporter: Lianna Leticia

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19.

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya