Anies: Penurunan Muka Tanah di Jakarta Berkurang dari 20 Jadi 5 Titik

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut jumlah titik penurunan muka tanah di Ibu Kota terus berkurang. Penurunan tersebut sebanyak 15 titik lokasi.

oleh Ika Defianti diperbarui 01 Sep 2021, 21:11 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi pernyataan terkait status tuan rumah Formula E 2020. (Liputan.com/Edu Krisnadefa)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut jumlah titik penurunan muka tanah di Ibu Kota terus berkurang. Penurunan tersebut sebanyak 15 titik lokasi.

"Permukaan tanah yang dulunya jumlah penurunan itu ada lebih dari 20 titik sekarang sudah turun menjadi 5 titik," ujar Anies dalam diskusi virtual, Rabu (1/9/2021).

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjelaskan, berkurangnya penurunan muka tanah tersebut diakibatkan perluasan cakupan layanan perpipaan air bersih.

Sebab, kata Anies, jumlah masyarakat yang melakukan penyedotan air tanah untuk konsumsi air bersih sudah berkurang.

"Karena sudah ada pasokan air dari tempat lain dan dalam hal ini salah satunya lewat program PAM ini," ucap dia.

Anies menyatakan, pihaknya terus mengupayakan penyediaan air bersih yang menjangkau masyarakat, mulai di daratan yang belum melakukan pipanisasi, hingga di Kepulauan Seribu.

Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yang berfungsi sebagai mengolah air laut menjadi air tawar pun mulai tersedia di Kepulauan Seribu.

"Subsidi adalah komitmen pemerintah, jalurnya untuk di kepulauan pakai SWRO, untuk kawasan padat penduduk pakai kios air," terang Anies.

 

2 dari 2 halaman

Contohkan di Pulau Seribu

Gubernur DKI Anies Baswedan melepas petugas haji DKI Jakarta. (Liputan6.com/Nabila)

Anies menyontohkan pelayanan air bersih di Kepulauan Seribu sebelum adanya subsidi, yakni setiap keluar dapat mengeluarkan uang sebesar Rp 32 ribu per meter kubik.

"Sedangkan setelah adanya subsidi, masyarakat hanya membayarkan Rp 3.500 per meter kubik," ucap dia.

Hal tersebut juga dirasakan untuk warga yang tinggal di daratan, kebutuhan air bersih dapat dihargai Rp 70 ribu per meter kubik dengan pengeluaran sebulan bisa mencapai Rp 600 ribu.

"Sementara di sisi lain, mereka yang punya akses pada air PAM bisa jadi hanya sekitar Rp 120 ribu per bulan," jelas Anies.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya