Pembatasan Mobilitas Jadi Kunci Penting Pulihkan Pariwisata Bali Secepatnya

Perekonomian Bali yang sangat bergantung kepada pariwisata tak bisa segera pulih bila mobilitas masyarakat tak dibatasi ketat di masa laju penularan Covid-19 tinggi

oleh Henry diperbarui 20 Agu 2021, 07:33 WIB
Umat Hindu tiba untuk merayakan Hari Raya Galungan di Pura Jagat Natha di Denpasar, di pulau Bali (16/9/2020). Galungan dirayakan umat Hindu di Bali sebagai hari kemenangan Dharma (Kebaikan) melawan Adharma (Keburukan). (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Bali termasuk yang sangat terdampak pandemi Covid-19 karena perekonomian mereka sangat mengandalkan pariwisata. Meski sudah banyak pelaku wisata yang menjalani vaksinasi Covid-19, Bali tak mau terburu-buru membuka pintu bagi wisatawan.

Mereka terus berbenah agar benar-benar siap pada waktunya nanti. Ketua Satgas Covid-19 sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito mengatakan, Bali terus membatasi mobilitas masyarakat secara ketat sebagai strategi mengembalikan kondisi Bali untuk mencegah kenaikan kasus aktif COVID-19.

Pembatasan ini tentu tidak serta merta, karena merupakan strategi berlapis dari aspek pencegahan dalam konteks preventif untuk pengendalian pandemi. "Pembatasan dilakukan mulai dari pergerakan lintas negara, pembatasan lintas provinsi sampai ke tingkat administratif terkecil di level kelurahan dan desa," kata Ganip dalam rapat koordinasi “Pelibatan Pentahelix Akademisi” secara virtual, Kamis, 19 Agustus 2021.

Ganip menambahkan, Bali juga melakukan pembatasan mobilitas pelaku perjalanan dalam negeri mulai dari tingkat wilayah sampai kabupaten kota dengan melakukan skrining. Mereka juga memberikan persyaratan bagi para pelaku perjalanan sesuai dengan yang ketentuan SE Satuan Tugas COVID-19 (Satgas) Nomor 17.

"Tujuannya untuk membatasi operasional kegiatan masyarakat. Kita semua tahu bahwa faktor virus Covid ini adalah manusia. Jadi, untuk menekan laju penularannya, mobilitas ini yang menjadi kata kunci untuk menekan laju penularan," ucapnya menjelaskan tujuan dari pembatasan mobilitas di Bali.

Ia mengungkapkan, Bali juga menerapkan pembatasan masyarakat hingga ke lapisan mikro yakni pada tingkat banjar RT, RW dan desa. Hal itu dinilai penting untuk mengendalikan tingkat penularan di dalam komunitas. Selain melakukan pembatasan mobilitas, dia menjelaskan pihaknya berkolaborasi meriset kebencanaan yang melibatkan 23 universitas dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik.

Tujuannya untuk menghasilkan produk keilmuan yang bernilai akademis tinggi dalam penyelesaian permasalahan kebencanaan di Indonesia, khususnya pandemi Covid-19 di Bali. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Provinsi Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan Bali telah mengalami penurunan angka kasus aktif Covid-19 yang cukup bagus dalam beberapa hari terakhir.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bali Menjadi Lebih Baik

Selain Lakukan Pembatasan Mobilitas. BNPB Ungkap Cara Bali Kendalikan Covid-19. (Liputan6.com/Henry)

"Lebih baik daripada hari-hari sebelumnya, kita bisa kembali masuk ke angka tiga digit untuk yang positif yang sebelumnya nyaris hampir menyentuh angka 2.000. Tapi sekarang bisa kembali di bawah 1.000 bahkan 700 hari ini. Jadi cukup bagus," ungkap pria yang akrab disapa Cok Ace ini.

Cok Ace juga mengungkapkan jumlah pasien yang telah sembuh jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Meski begitu, Bali masih memiliki tugas untuk menekan angka kematian yang masih tinggi.

Dia mengatakan semua pencapaian provinsi Bali saat ini tidak lepas dari bantuan semua lapisan masyarakat yang saling bekerja sama untuk mengendalikan kondisi Bali menjadi lebih baik. "Tentu pencapaian ini tidak lepas dari kerja sama baik, perhatian pemerintah pusat, terutama dari BNPB di Bali luar biasa, pemerintah daerah, provinsi, kabupaten dan tentunya masyarakat. Baik akademik, pariwisata dan lain sebagainya. Semua bekerja keras, bahu membahu mengatasi permasalahan tadi," ujar Cok Ace.

Menanggapi apa yang disampaikan Cok Ace, Ganip Warsito mengaku sangat memahami situasi yang dihadapi Pulau Dewata. "Pariwisata membutuhkan mobilitas manusia, sementara situasi pandemi memaksa kita sementara waktu melakukan pembatasan agar laju penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan," katanya.


Secepatnya Bisa Bangkit

Wagub Bali Cok Ace

Menurut Ganip, ada tiga pilar yang perlu dikuatkan dalam strategi penanganan Covid-19 yaitu penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir dan menjaga jarak), optimalisasi 3T (testing, tracing dan treatment) dan cakupan vaksinasi.

Untuk vaksinasi, ia menyebut capaian Bali sangat baik. Dengan road map pengendalian Covid-19 yang sudah dirancang pemerintah, ia yakin Bali secepatnya bisa bangkit. Terlebih, pemerintah sangat berkepentingan dengan pulihnya Bali karena pada 2022 mendatang akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan GPDRR.

Menurut Ganip, GPDRR merupakan forum dua tahunan yang dibentuk United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR). Forum ini bertujuan meninjau kemajuan berbagai pengetahuan, mendiskusikan perkembangan dan tren terbaru dalam penanganan kebencanaan.

Forum tersebut rencananya akan dihadiri 193 negara dengan 5 ribu--7 ribu peserta. "Karena itu, kita sangat berkepentingan dengan upaya pemulihan Bali. Ini juga kesempatan yang sangat baik untuk menampilkan citra kita," tutupnya.


Aturan Pembatasan PPKM Darurat Jawa Bali

Infografis Aturan Pembatasan PPKM Darurat Jawa Bali. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya