Guatemala Batalkan Pemesanan Vaksin COVID-19 Sputnik V Rusia

Guatemala membatalkan pesanan batch kedua delapan juta vaksin COVID-19 buatan Rusia, Sputnik V.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 28 Jul 2021, 16:59 WIB
Seorang perawat menunjukkan vaksin Sputnik V untuk melawan virus corona di sebuah klinik di Moskow, Sabtu (5/12/2020). Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pihak berwenang memulai vaksinasi massal untuk orang-orang berisiko tinggi tertular Covid-19. (Kirill KUDRYAVTSEV/AFP)

Liputan6.com, Guatemala City - Presiden Guatemala Alejandro Giammattei mengumumkan bahwa negaranya telah membatalkan pesanan batch kedua delapan juta vaksin COVID-19 buatan Rusia.

Pembatalan itu dilakukan karena keterlambatan pengiriman pesanan sebelumnya.

Dikutip dari AFP, Rabu (28/7/2021) Presiden Giammattei mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahannya telah merundingkan ulang kontraknya dengan Moskow dan tidak akan lagi membeli tambahan delapan juta dosis vaksin Sputnik V, sebagaimana tercantum dalam perjanjian awal.

Kemudian, Guatemala akan bernegosiasi dengan perusahaan farmasi lain.

Presiden Giammattei mengatakan bahwa pembelian yang dibatalkan tersebut sesuai dengan "50 persen yang rencananya akan dihabiskan untuk vaksin Sputnik."

"Dengan komitmen itu (dengan Rusia) yang telah dirilis tahun ini, kami akan menginvestasikan jumlah dalam negosiasi yang sudah diadakan tersebut dengan perusahaan lain," terangnya.

Guatemala membayar sebesar $79,6 juta kepada Dana Investasi Langsung Rusia untuk delapan juta dosis Sputnik V. Namun, sejauh ini baru menerima 550.000 vaksin.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Menuai Kritik

Warga berjalan dekat peti mati dengan tulisan, "Anda memutuskan, di rumah atau di dalam kotak ini", sebagai bagian dari kampanye pemerintah setempat di jalan-jalan kotamadya Escuintla, Guatemala City pada 21 Juli 2020. Kampanye itu sebagai upaya menghentikan penyebaran COVID-19. (Johan ORDONEZ/AFP)

Penundaan itu memicu kritik terhadap pemerintah dan seruan untuk penyelidikan, sementara ombudsman Jordan Rodas dan puluhan organisasi sosial, pendidikan dan kemanusiaan menuntut Giammattei mengundurkan diri.

Akibatnya, Guatemala menegosiasikan kembali kontrak. 

Giammattei mengatakan bahwa menurut kontrak baru, delapan juta dosis yang telah dibayarkan akan tiba pada akhir tahun.

Ditambahkannya juga, bahwa pemerintahannya saat ini sedang bernegosiasi dengan Johnson & Johnson, Moderna dan Pfizer untuk pengadaan vaksin.

Terlepas dari penundaan vaksin Sputnik V Rusia, Guatemala telah menerima lebih dari tiga juta dosis, termasuk sumbangan dari Amerika Serikat, India, Israel dan Meksiko, serta pembelian dari program PBB, COVAX.

Tetapi kampanye vaksinasi negara Amerika Latin itu terhenti, dengan kurang dari satu juta orang yang baru menerima dua dosis vaksin.

Dengan populasi 17 juta, Guatemala telah mencatat 355.223 kasus dan 10.174 kematian akibat Virus Corona COVID-19.

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin COVID-19

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin COVID-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya