Harga Minyak Melonjak Didorong Pelemahan Dolar AS dan Ketidakpastian Pasokan Iran

Bank of America mengatakan bahwa harga minyak mentah Brent kemungkinan akan mencapai rata-rata USD 68 per barel tahun ini.

oleh Tira Santia diperbarui 22 Jun 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak melonjak pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan ini karena nilai tukar dolar AS melemah dari level tertinggi selama dua bulan.

Mengutip CNBC, Selasa (22/6/2021), harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus naik 1,89 persen dan menetap di USD 74,90 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli naik 2,82 persen menjadi USD 73,66 per barel.

Kedua harga minyak yang menjadi tolok ukur dunia ini telah meningkat selama empat minggu terakhir karena optimisme atas laju vaksinasi Covid-19 di global dan perkiraan peningkatan dalam perjalanan musim panas.

Bank of America mengatakan bahwa harga minyak mentah Brent kemungkinan akan mencapai rata-rata USD 68 per barel tahun ini tetapi bisa mencapai USD 100 tahun depan karena permintaan yang terpendam dan penggunaan mobil pribadi yang lebih banyak.

Selain itu, harga minyak menguat juga didorong oleh pelemahan dolar AS, yang dapat mengirim investor spekulatif ke aset berdenominasi dolar AS seperti komoditas.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Iran

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran terhenti pada hari Minggu setelah Ebrahim Raisi memenangkan pemilihan presiden negara itu.

"Pemilihan seorang garis keras di Iran membebani pasar (penawaran) karena sanksi tampaknya tidak akan dicabut," kata Bob Yawger, direktur Energi Berjangka di Mizuho di New York.

Kesepakatan dapat menyebabkan Iran mengekspor tambahan 1 juta barel per hari, atau 1 persen dari pasokan global, selama lebih dari enam bulan dari fasilitas penyimpanannya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya