Sejumlah warga Suku Tengger, yang memeluk Buddha Jawa Sanyata, menghadiri upacara perayaan Hari Raya Trisuci Waisak 2565 di Vihara Paramitta, Desa Ngadas, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur, pada Rabu (26/5/2021) malam waktu setempat. (merdeka.com/Nanda F. Ibrahim)
Suasana pelaksanaan upacara perayaan Hari Raya Trisuci Waisak 2565 di Vihara Paramitta, Desa Ngadas, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur, Rabu (26/5/2021). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, perayaan Waisak yang dilakukan masyarakat Suku Tengger ini tampak sederhana. (merdeka.com/Nanda F. Ibrahim)
Kekhusyukan warga Suku Tengger, yang memeluk Buddha Jawa Sanyata, ketika melaksanakan upacara perayaan Hari Raya Trisuci Waisak 2565 di Vihara Paramitta, Desa Ngadas, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur, pada Rabu (26/5/2021). (merdeka.com/Nanda F. Ibrahim)
Seorang warga tengah memakai udeng sebelum mengikuti upacara perayaan Hari Raya Trisuci Waisak 2565 di Vihara Paramitta, Desa Ngadas, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur, pada Rabu (26/5/2021) malam waktu setempat. (merdeka.com/Nanda F. Ibrahim)
Suasana ketika warga Suku Tengger, yang memeluk Buddha Jawa Sanyata, melakukan perenungan dalam pelaksanakan upacara perayaan Hari Raya Trisuci Waisak 2565 di Vihara Paramitta, Desa Ngadas, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur, pada Rabu (26/5/2021) malam waktu setempat. (merdeka.com/Nanda F. Ibrahim)
Suasana pelaksanaan upacara perayaan Hari Raya Trisuci Waisak 2565 di Vihara Paramitta, Desa Ngadas, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur, Rabu (26/5/2021). Kesederhanaan ini terlihat dengan tidak adanya tradisi tumpeng kebuli, arak-arakan, hingga tari-tarian. (merdeka.com/Nanda F. Ibrahim)