Cerita Surya Sahetapy Andalkan Teknologi dalam Menjalani Puasa Ramadan di AS

Untuk bangun sahur, Surya Sahetapy mengungkapkan dirinya juga memakai alarm yang dapat tersambung dengan alat getar yang diselipkannya di bantal

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 30 Apr 2021, 18:00 WIB
Putra Dewi Yull dan Ray Sahetapy, Surya Sahetapy telah menyelesaikan pendidikan dengan meraih predikat cum laude di New York, Amerika Serikat. (dok. Instagram @suryasahetapy/https://www.instagram.com/p/B7gXe36hfPe/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan teknologi menjadi cara aktivis tuli Surya Sahetapy selama menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan di Amerika Serikat. Termasuk untuk mengetahui waktu berbuka puasa dan sahur.

Hal itu diungkapkan oleh putra dari aktor Ray Sahetapy dan penyanyi Dewi Yull ini di acara Ramadan and the Daily Life of Students with Disabilities in the US yang disiarkan di kanal Youtube atamericaa pada Kamis kemarin

"Kalau di Indonesia kita bisa lihat TV waktu berbuka puasa," kata Surya melalui penerjemah bahasa isyarat di acara itu, ditulis Jumat (30/2/2021).

"Kalau di Amerika tidak ada informasi di televisi. Jadi saya harus mengandalkan ponsel pintar saya," kata pria yang tengah menempuh pendidikan di Rochester tersebut.

Untuk membantunya mengetahui waktu-waktu tertentu seperti sahur dan buka puasa, Surya pun mengandalkan penggunaan aplikasi Muslim Pro di ponselnya.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Andalkan Alarm Getar untuk Bangun Sahur

Keterbatasan yang dimiliki sejak kecil, tak membuat Panji Surya Sahetapy tumbuh menjadi anak yang kehilangan semangat hidup. Surya tumbuh menjadi pemuda yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. (instagram.com/suryasahetapy)

Sementara apabila harus bangun sahur, Surya mengatakan bahwa jika di Indonesia ada yang membangunkannya, maka ia pun harus bangun sendiri.

Mengingat dirinya tuli dan hidup sendiri, Surya pun mengandalkan alarm yang dapat disambungkan dengan alat getar yang ia selipkan di bawah bantalnya.

"Jadi ketika sudah saatnya bangun ada lampu yang berkedip-kedip dan ada getaran di alat yang satunya," ujarnya. Ia mengatakan bahwa getaran dari alarm tersebut keras sehingga memungkinkan dirinya untuk bangun.

Teknologi tersebut memungkinkan Surya untuk bisa bangun sendiri, tanpa harus dibangunkan orang lain.

"Kadang yang jadi masalah kalau saya lupa memencet tombol 'on' dan kalau alat ini terjatuh dari bawah bantal. Itu akan membuat saya terlambat bangun dan menyebabkan saya terlambat sahur," katanya.

"Jadi saya juga benar-benar harus disiplin dalam penggunaan teknologi," imbuhnya.

3 dari 3 halaman

INFOGRAFIS: Beda Durasi Waktu Puasa Negara-Negara di Dunia

INFOGRAFIS: Beda Durasi Waktu Puasa Negara-Negara di Dunia (Liputan6.com / Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya