Pesawat Bertenaga Listrik untuk Redam Kematian Dini

Senyawa kimia oksigen dan nitrogen yang terbentuk lewat proses reaksi selama pembakaran pada suhu tinggi merupakan salah sumber utama polusi udara

oleh M Hidayat diperbarui 06 Mar 2021, 17:00 WIB
Pesawat Diamond DA42 yang ditenagai oleh Siemens Electric Engine di ajang International Paris Air Show pada June 22, 2011. AFP PHOTO PIERRE VERDY (Photo by PIERRE VERDY / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pada ketinggian jelajah antara 9.144 meter hingga 11.582 meter, pesawat terbang memancarkan aliran nitrogen oksida ke atmosfer.

Senyawa kimia yang terbentuk lewat proses reaksi selama pembakaran pada suhu tinggi itu merupakan salah satu sumber utama polusi udara.

 

Pesawat terbang bertenaga listrik hasil kerja sama Aero Composite Saintonge (ACS) dan Airbus Group. (Photo by JEAN-PIERRE MULLER / AFP)

Senyawa kimia itu juga dikaitkan dengan asma, penyakit pernapasan, dan gangguan kardiovaskular, termasuk 16.000 kematian dini setiap tahunnya akibat penerbangan global.

 

Pesawat bertenaga listrik hasil kerja sama Itaipu Binacional electric dan ACS Aviation's Sora-e di Itaipu, Brazil pada 23 Juni 2015. (Photo by CHRISTIAN RIZZI / AFP)

Terkini, para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) menawarkan rancangan sistem penggerak pesawat yang dapat mereduksi 95 persen emisi nitrogen oksida selama penerbangan. Inovasinya adalah pesawat bertenaga listrik. 

Diperhitungkan, itu dapat menekan angka kematian dini yang dikaitkan dengan nitrogen oksida di atmosfer hingga 92 persen.

 

Foto konsep pesawat bertenaga listrik X-57 rancangan NASA. Photo by NASA

Siapa sangka, sistem kendali emisi pascapembakaran dari kendaraan transportasi darat seperti truk diesel, menjadi inspirasi untuk rancangan ini. Para peneliti mengusulkan desain serupa untuk pesawat terbang, tetapi dengan sentuhan elektrik.

 

Foto konsep pesawat bertenaga listrik X-57 rancangan NASA. Photo by NASA

Konsep yang diusulkan oleh Steven Barrett, profesor di bidang aeronautika dan astronautika di MIT tersebut memisahkan baling-baling atau kipas penghasil daya dorong dari turbin gas pembangkit listrik.

Baling-baling atau kipas angin akan langsung digerakkan oleh generator listrik, yang pada gilirannya akan didukung turbin gas. Pipa pembuangan dari turbin gas akan dimasukkan ke dalam sistem kontrol emisi bergaya akordeon di ruang kargo pesawat.

Dia memperhitungkan sebagian besar sistem ini akan muat di dalam perut pesawat, di mana terdapat banyak ruang di banyak pesawat komersial.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya