Selain Hapus Konten Hoaks, Kominfo Juga Blokir Banyak Situs Porno

Angka pemblokiran situs porno mencapai 70 persen, dibandingkan dengan pemblokiran konten-konten lainnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Feb 2021, 09:22 WIB
Ilustrasi situs porno di India. (BBC)

Liputan6.com, Jakarta - Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika, Henri Subiakto, menyatakan Kominfo paling banyak memblokir situs-situs yang memuat konten negatif, yakni pornografi, dalam beberapa tahun terakhir.

"Pemblokiran terbanyak di Indonesia 70 persennya pornografi, hingga sekarang paling besar itu pornografi, karena memang kita punya mesin crawling," kata Henri seperti dilansir dari Antara, Jumat (19/2/2021).

Sebelum 2018, dia menjelaskan Kominfo harus menunggu laporan atau pengaduan konten dari masyarakat untuk memblokir situs porno.

Hal itu membuat pemblokiran menjadi lambat. Bahkan, hanya bisa memblokir sekitar 3 ribu situs porno dalam jangka waktu setahun. Namun, kata dia, berbeda ketika Kominfo telah memiliki mesin pengais atau crawling tersebut.

"Kalau sekarang tiga ribu situs (porno) tersebut hanya dalam satu bulan, karena memang mesin ini yang mencari, karena tunggu laporan orang tidak ada yang melaporkan, dulu ya. Kalau sekarang kami cepat sekali," tuturnya.

Ia mengatakan, crawling merupakan mesin yang digunakan untuk menangkal konten-konten negatif di internet. Mesin ini menghalau konten-konten seperti pornografi menyebar luas di dunia maya.

Hingga 2020, lanjut dia, angka pemblokiran situs porno mencapai 70 persen, dibandingkan dengan pemblokiran konten-konten lainnya.

"Jumlahnya (situs diblokir) saya tidak hafal ya. Pornografi, perjudian paling banyak itu, sama hoaks juga tapi tidak terlalu banyak," ucap dia.

"Jadi pemblokirannya ada yang aktif, Kominfo mencari pakai mesin crawling. Ada juga yang pasif menunggu laporan masyarakat, pengaduan konten, termasuk penipuan online," tambah Henri.

 

Load More

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya