Tahun Kedua Pandemi COVID-19 Akan Lebih Buruk? Ini Kata WHO

Dunia memasuki 2021 yang merupakan tahun kedua pandemi Corona COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jan 2021, 13:43 WIB
Han Yi, petugas medis dari Provinsi Jiangsu, bekerja di bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Jakarta - Tahun kedua pandemi virus Corona COVID-19 kemungkinan lebih buruk, setidaknya dalam beberapa bulan pertama. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Keadaan Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Rabu (13/1).

Selama diskusi daring dengan beberapa pejabat WHO lainnya, Mike Ryan menyampaikan hal itu mengingat dinamika transmisi dan masalah lain yang diamati dari COVID-19 hingga kini. Ia berpandangan 2021 akan lebih sulit, terutama di bumi belahan utara.

Dua varian virus yang diidentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan terbukti lebih mudah menular, jika tidak lebih berbahaya dan menimbulkan kekhawatiran di negara-negara Eropa, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (15/1/2021).

Ryan menegaskan penting untuk belajar dari hal-hal yang berhasil dan tidak berhasil di setiap negara untuk memerangi virus itu dari berbagai aspek: sains, komunikasi publik, pemerintahan, dan menemukan kombinasi terbaik dari semua pembelajaran tersebut.

Ryan menyampaikan pada akhir tahun lalu, selama masa liburan terjadi penurunan yang tidak akurat dalam pelaporan terkait infeksi sehingga memberi kesan dapat tenang dalam pandemi.

Ia menyatakan dalam seminggu terakhir itu, kasus meningkat lagi, dengan tambahan 5 juta infeksi COVID-19 di seluruh dunia dan 85.000 kematian.

Ryan menyatakan kecuali Asia Tenggara, semua wilayah di dunia menunjukkan lonjakan infeksi selama seminggu terakhir.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Masa Liburan Perburuk Situasi

Para penumpang berjalan melalui Canary Wharf yang hampir sepi selama jam sibuk di London, Inggris, 12 Januari 2021. Inggris sedang menerapkan lockdown nasional ketiga untuk mengekang penyebaran virus corona COVID-19. (Victoria Jones/PA via AP)

Amerika Serikat memimpin lonjakan kasus Covid-19 dengan menyumbang setengah dari jumlah kasus secara global dan 45 persen dari seluruh kematian akibat virus corona. Eropa masih menyumbang sepertiga infeksi baru, tapi menunjukkan penurunan sebesar 10 persen dari minggu sebelumnya.

Pakar teknis WHO Maria Van Kerkhove juga mengharapkan lonjakan infeksi setelah periode liburan itu memperburuk situasi di beberapa negara sebelum menjadi lebih baik.

Maria menyatakan sejumlah negara telah berupaya mengendalikan virus dan masyarakat dapat kembali beraktivitas.

Ia mendesak negara-negara itu sebisa mungkin melakukan segala upaya untuk mempertahankan situasi tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya