Lockdown Ketiga di Inggris Akibat COVID-19 Mulai Berlaku Lebih Ketat

Jumlah kasus harian Corona COVID-19 yang dikonfirmasi di Inggris mencapai 60.000 untuk pertama kalinya.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 06 Jan 2021, 12:58 WIB
Orang-orang berjalan melintasi Jembatan London pada pagi pertama penerapan lockdown nasional ketiga di Kota London, Inggris, 5 Januari 2021. Inggris memasuki lockdown nasional ketiga sejak pandemi virus corona COVID-19 dimulai. (AP Photo/Matt Dunham)

Liputan6.com, London - Masa lockdown nasional ketiga Inggris akibat Corona COVID-19 secara hukum mulai berlaku.

Dikutip dari laman BBC, Rabu (6/1/2021), langkah-langkah tersebut mencakup perintah tinggal di rumah dan penutupan sekolah untuk sebagian besar siswa, yang diumumkan oleh perdana menteri Inggris pada Senin kemarin.

Inggris sekarang berada di bawah pembatasan terkait pencegahan Virus Corona COVID-19 yang ketat, dengan Wales, Irlandia Utara, dan sebagian besar Skotlandia juga ikut lockdown.

Lockdown ketiga Inggris diterapkan setelah jumlah kasus harian Corona COVID-19 yang dikonfirmasi di negara itu mencapai 60.000 untuk pertama kalinya.

Dan diperkirakan satu dari 50 orang di rumah pribadi di Inggris terkena Virus Corona COVID-19 minggu lalu.

Angka dari Kantor Statistik Nasional juga menunjukkan lebih dari satu juta orang di Inggris terjangkit Corona COVID-19 antara 27 Desember dan 2 Januari.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Lockdown Adalah Langkah yang Tepat

PM Inggris, Boris Johnson selesai memberikan pernyataan pada hari pertamanya kembali bekerja setelah pulih dari virus Corona di Downing Street, London, Senin (27/4/2020). Ini menjadi kemunculan pertama PM Johnson di depan publik setelah hampir sebulan terinfeksi COVID-19. (AP/Frank Augstein)

Pada konferensi pers di Downing Street Selasa 5 Januari 2021, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan dia "tidak punya pilihan" selain memberlakukan lockdown terbaru di Inggris. Mengingat kasus infeksi terbaru yang muncul.

Data juga menunjukkan bahwa jumlah pasien di rumah sakit 40 persen lebih tinggi dari pada puncak pandemi COVID-19 pertama.

PM Boris Johnson tak menjamin bahwa semua anak akan kembali ke sekolah sebelum liburan musim panas, tetapi dia bersikeras bahwa dia penuh "optimisme dan harapan mendasar" bahwa segala sesuatunya akan berbeda di musim semi.

Berdasarkan peraturan tersebut, orang-orang di Inggris hanya akan dapat keluar karena alasan yang penting, olahraga di luar ruangan hanya diperbolehkan sekali sehari, dan tempat olahraga luar ruangan harus ditutup. Lockdown Inggris mulai berlaku secara ketat semalam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya