Tenaga Kerja Perempuan di Arab Saudi Naik 120 Persen pada 2020

Pemerintah Arab Saudi terus berusaha menarik tenaga kerja perempuan agar terlibat di industri dalam negeri.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Des 2020, 15:40 WIB
Perempuan Saudi tiba untuk menonton film di sebuah bioskop di ibu kota Riyadh (22/6/2020). Pemerintah Arab Saudi membuka kembali bioskop setelah melonggarkan lockdown Covid-19. (AFP Photo/Fayez Nureldine)

Liputan6.com, Riyadh - Jumlah tenaga kerja perempuan di sektor industri Arab Saudi mengalami kenaikan. Pada 2020, pegawai perempuan Saudi naik hampir 120 persen hingga perhitungan Maret lalu.

Data itu diungkap oleh Saudi Authority for Industrial Cities and Technical Zones (MODON). Jumlah pegawai perempuan di kota-kota industri kini mencapai 17 ribu, meningkat pesat dari akhir 2018.

"MODON berhasil dalam menambah jumlah perempuan Saudi di kota-kota industri dengan pencapaian 17 ribu pegawai perempuan di akhir kuartal pertama 2020, dibandingkan 7.860 pada akhir 2020," ujar dirjen MODON, Khalid Al-Salem, seperti dilansir Arab News, Selasa (8/12/2020).

Khalid Al-Salem berkata sektor keuangan yang inovatif menarik bagi pegawai perempuan. Selain itu, kaum hawa tertarik dengan insentif seperti adanya tempat penitipan anak, lahan parkir, serta pusat medis dan rekreasi.

Paduan industri dan fasilitas penunjang itu hadir dalam "oasis industri" di Saudi.

"Oasis-oasis ini merupakan tempat industri bersih seperti industri medis dan makanan, industri karet dan teknologi tinggi, serta pabrik-pabrik prefabrikasi yang mendukung pengusaha perempuan dan usaha kecil dan menengah," ujar Al-Salem.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Perempuan dan Saudi Vision 2030

Pandangan udara Kingdom tower dan jalan Raja Fahad yang kosong karena pandemi COVID-19 pada hari pertama perayaan Idul Fitri di ibu kota Saudi, Riyadh, Senin (24/5/2020). Saudi memberlakukan jam malam 24 jam selama lima hari libur Hari Raya Idul Fitri 1441 H dari 23 Mei 2020. (FAISAL AL-NASSER/AFP)

Khalif Al-Salem berkata MODON merupakan hasil kerja sama pemerintah dan swasta. MODON memang sengaja mendesain lokasi kerja yang ramah perempuan.

"Maka dari itu, MODON menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan pengembangan gedung agar mengimplementasikan program penitipan anak dan taman kanan-kanak di kota-kota dan oasis-oasis industri di bawah panduan Kementerian Pendidikan," ujarnya.

Program ramah perempuan ini merupakan bagian dari Saudi Vision 2030 untuk menunjang ekonomi nasional Arab Saudi.

Saudi Vision 2030 melingkupi banyak sektor agar ekonomi Saudi bisa kuat tanpa ketergantungan minyak.

3 dari 3 halaman

73 Ribu Perempuan Arab Saudi Kini Bisa Beli Rumah Pertama dengan Pinjaman dari Kerajaan

Pandangan udara menunjukkan jalan raya yang sepi karena pandemi COVID-19 pada hari pertama perayaan Idul Fitri di ibu kota Saudi, Riyadh, Senin (24/5/2020). Arab Saudi memberlakukan jam malam 24 jam selama lima hari libur Hari Raya Idul Fitri 1441 H, dari 23 Mei 2020. (FAISAL AL-NASSER/AFP)

Kerajaan Arab Saudi menyalurkan bantuan kredit rumah bersubsidi agar para perempuan dapat membeli rumah pertama mereka. Ada 73 ribu perempuan yang menikmati program ini.

Dilansir Arab News, program ini sesuai dengan inisiatif Saudi Vision 2030. Salah satunya adalah tentang kepemilikan rumah. 

Pinjaman berasal dari Real Estate Development Fund (REDF). Perempuan ditarget program ini mengingat populasi mereka yang tinggi di masyarakat.

General supervisor RFED, Mansour bin Madhi, menjelaskan, target jumlah penduduk yang punya rumah naik menjadi 60 persen pada akhir 2020. Kemudian, naik lagi menjadi 70 persen pada akhir 2030.

Program ini turut menyederhanakan prosedur pembiayaan agar semua penduduk bisa mendapat pinjaman kredit rumah bersubsidi secara cepat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya