BI Tetap Pertahankan Suku Bunga Rendah Guna Mendorong Pemulihan Ekonomi

Suku bunga rendah akan tetap dipertahankan BI sampai melihat ada tanda-tanda tekanan terhadap inflasi meningkat.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2020, 16:04 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan melanjutkan kebijakan guna mendorong pemulihan ekonomi nasional di 2021. Kebijakan tersebut antara lain stabilitas nilai tukar rupiah dan suku bunga rendah. 

"Kami akan terus melanjutkan stabilisasi nilai tukar rupiah, ini tetap menjadi prioritas kami," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di acara Bank Indonesia Bersama Rakyat (Birama) secara virtual, Jakarta, Senin (7/12/2020).

Stabilitas nilai tukar rupiah ini kata Perry bisa mendukung pemerintah yang sedang melakukan pemulihan ekonomi selama pandemi Covid-19. Perry meyakini dengan kebijakan quantitative easing yang dilakukan BI membuat rupiah tetap bergerak stabil. Bahkan berpotensi terus menguat hingga tahun depan.

"Kami masih memandang bahwa rupiah akan bergerak stabil dan berpotensi untuk penguatan," kata dia.

Selain itu, Bank Indonesia juga kembali menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,75 persen. Penurunan suku bunga ini kata Perry menjadi yang paling rendah dari yang pernah ada di Indonesia.

"3,75 ini terendah sepanjang sejarah," kata dia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Pertahankan Suku Bunga

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersiap menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perry mengatakan suku bunga rendah ini akan tetap dipertahankan Bank Indonesia sampai melihat ada tanda-tanda tekanan terhadap inflasi yang meningkat. Selain itu, Bank Indonesia juga memberikan kebijakan bagi perbankan berupa pelonggaran likuiditas.

Bank sentral juga akan mengkaji berbagai kebijakan makroprudensial yang ada. Dia ingin mencari sisi kebijakan mana lagi yang bisa disesuaikan untuk mendorong proses pemulihan ekonomi nasional.

"Kami juga sedang mengkaji kebijakan makroprudensial apalagi untuk bisa mendorong sektor prioritas bersama pemerintah. Termasuk juga kami akan terus melakukan kebijakan akomodatif terutama untuk menjaga stabilitas," tutur Perry.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya