Terkendala Sinyal, Guru-Guru di Mamasa Putar Otak Teruskan Proses Belajar Siswa

Proses belajar mengajar secara daring tidak dapat dilakukan karena jaringan internet di tempat para siswa itu tidak memadai.

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 11 Nov 2020, 04:00 WIB
Proses belajar mengajar tatap muka yang dilakukan siswa di Mamasa karena tak bisa belajar daring (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Mamasa - Sejumlah siswa SDN 005 Rantebuda di Desa Tondok Bakaru, Mamasa, Sulawesi Barat memanfaatkan perpustakaan desa untuk proses belajar mengajar selama pandemi Covid-19. Belajar daring tidak dapat dilakukan karena jaringan internet di desa mereka tidak memadai.

Guru SDN 005 Rantebuda, Andaris mengatakan, karena pembelajaran daring tidak dapat dilakukan, dia berinisiatif untuk memanfaatkan fasilitas desa sebagai tempat proses belajar mengajar. Salah satu fasilitas, yakni perpustakaan desa, di mana tiap dua kali seminggu proses pembelajaran dilakukan.

"Tempat tinggal para siswa sebagian tidak terjangkau internet, ditambah lagi sebagian besar dari mereka tak memiliki Hp untuk belajar online. Jadi solusinya memanfaatkan fasilitas yang ada," kata Andarias, Senin (9/11/2020).

Apalagi, menurut Andarias, perpustakaan yang ada di desanya dapat menunjang proses belajar mengajar, karena tersedianya sejumlah buku dan fasilitas lainnya. Dalam setiap pertemuan, protokol kesehatan tetap diterapkan. Ia membagi siswanya menjadi beberapa kelompok untuk menghindari kerumunan.

"Agar penerapan protokol kesehatan tetap diterapkan, siswa kami bagi dalam beberapa kelompak kecil 4 sampai 5 orang. Jadi kelompok yang sudah dibagi diberikan materi pelajaran secara bergantian," ujar Andarias.

Andarias sangat bersyukur, karena selama proses belajar mengajar tatap muka secara langsung itu, para siswa dapat mengikutinya dengan seksama. Ia pun akan terus memanfaatkan perpustakaan desa untuk dapat memberikan pengetahuan kepada siswanya.

Sedangkan, Kepala Desa Tondok Bakaru, Matheus Daniel Daensaratu', mengatakan, pihaknya sangat mandorong pemanfaatan perpustakaan desa sebagai tempat proses belajar mengajar. Apa lagi, perpustakaan itu memang dibangun untuk meningkatkan minat baca bagi pemuda dan anak-anak di desanya.

"Perpustakaan desa sudah dibangun sebelum Covid-19 sehingga bisa menjadi tempat belajar bagi siswa selama metode proses belajar-mengajar di sekolah belum dibuka," tutup Matheus.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya