BEI Sudah 7 Kali Lakukan Trading Halt Sepanjang 2020

Pergerakan IHSG konstan menurun pada masa-masa awal penyebaran pandemi virus corona (Covid-19) di Maret 2020.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Sep 2020, 14:22 WIB
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Itu dilakukan pada pukul 10:36 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) akibat penurunan IHSG mencapai 5 persen.

Berdasarkan pantauan pada pukul 11:40 waktu JATS, perdagangan IHSG jatuh 257 poin atau 5,00 persen ke level 4.891,87 dibanding sesi penutupan perdagangan Rabu, 9 September 2020.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mencatat, telah ada sebanyak 7 kali trading Halt di sepanjang 2020 ini. Kejadian pertama terjadi pada 12 Maret 2020, ketika perdagangan IHSG merosot 5 persen ke posisi 4.895,74.

"Posisi Index pada halt terakhir mirip dengan posisi Index pada trading halt pertama di awal 2020," kata Laksono dalam pesan tertulis, Kamis (10/9/2020).

Menurut laporan BEI, pergerakan IHSG konstan menurun pada masa-masa awal penyebaran pandemi virus corona (Covid-19) di Maret 2020. Tercatat saat itu, perdagangan saham kembali dibekukan sementara untuk yang kedua kali pada 13 Maret 2020, pasca IHSG tergelincir 5 persen menuju 4.650,58.

BEI kembali menerapkan trading halt 4 hari berselang pada 17 Maret 2020. Kali ini kejatuhannya semakin dalam, yakni hingga level 4.456,09.

Trading halt kembali terjadi pada 19 Maret dan 23 Maret. Kebijakan tersebut diberlakukan pada 19 Maret lantaran harga saham gabungan turun 5 persen ke 4.113.64.

Pergerakan IHSG semakin terperosok di 23 Maret, ketika terjadi penurunan 5 persen hingga di bawah level 4.000, yakni pada posisi 3.985,07.

Suspensi terakhir pasar saham sebelum 10 September 2020 terjadi pada 30 Maret. Pada saat itu pergerakan perdagangan saham dibekukan setelah ambles 5 persen ke level 4.318,29.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya