Bola Ganjil: Potret Pesepak Bola Bermasker Jauh Sebelum Pandemi Covid-19

Selama perang dunia pertama, penggunaan masker pelindung sangat dibutuhkan untuk menghindari gas beracun.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 23 Jul 2020, 18:00 WIB
Han Yi, petugas medis dari Provinsi Jiangsu, bekerja di bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah pandemi virus Corona Covid-19 yang melanda dunia saat ini, penggunaan masker menjadi sebuah kewajiban saat beraktivitas di tempat umum. Tujuannya untuk mencegah perpindahan droplet yang berpotensi sebagai media penularan penyakit yang belum ditemukan obatnya tersebut.

Bagi masyarakat awam disarankan untuk memakai masker kain. Sementara masker medis lebih diperuntukkan bagi petugas-petugas di rumah sakit dan tenaga kesehatan lainnya. Bagi yang sehari-hari bersinggungan dengan penderita Covid-19 dibekali dengan peralatan yang lebih lengkap lagi. 

Penggunaan masker juga pernah populer di kalangan tentara pada Perang Dunia I. Namun jenisnya berbeda dari masker yang banyak beredar saat ini. Bertujuan untuk menghindari serangan gas beracun, tentara pada Perang Dunia I dibekali masker yang mampu menutupi seluruh kepala. 

Tak hanya saat mereka tengah bertempur saja, penggunaan masker pada saat itu bahkan saat bermain sepak bola. Seperti apa penampakannya? Lewat rubrik Bola Ganjil, redaksi Liputan6.com akan mengajak Anda melihat kembali potret pemain-pemain sepak bola bermasker tersebut. 

Langsung saja, ikuti ceritanya pada halaman berikutnya. 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

2 dari 4 halaman

Bola dan Perang

ilustrasi Sepak Bola (Liputan6.com/Abdillah)

Perang Dunia I (1914 - 1918) memakan jutaan korban jiwa. Namun di tengah desingan peluru, sepak bola seakan tidak ada matinya. Olahraga sebelas lawan sebelas ini bahkan menjadi salah satu hiburan bagi pasukan yang kelelahan.

Semasa perang, sepak bola biasa dimainkan oleh tentara dan pelaut. Sepak bola pada masa itu juga dijadikan alat propaganda untuk menjatuhkan mental musuh.

Seperti dilansir grantland.com, pertandingan resmi bahkan masih sempat berjalan di tengah kecamuk perang dunia I. Salah satunya adalah adalah pertandingan final Piala FA yang mempertemukan Chelsea dan Sheffield United, pada 24 April 1915.

Duel ini sejatinya digelar di markas Crystal Palace, London Selatan. Namun perang membuat akses ke lokasi semakin sulit. Akhirnya pertandingan pun terpaksa dipindah ke stadion Old Trafford di Manchester.

 

3 dari 4 halaman

Berdesakan di Tepi Lapangan

ilustrasi Sepak Bola (Liputan6.com/Abdillah)

Menariknya, pertandingan yang kemudian dikenal dengan sebutan Khaki Cup Final itu dihadiri 50 ribu tentara.

Mereka datang bukan untuk berjaga, tapi sebagai penonton. Momen tersebut masih sempat diabadikan lewat bidikan kamera. Dalam foto tersebut tampak tentara-tentara dengan mantel penahan dingin berdesakan demi menyaksikan pertandingan. Sebagian serdadu yang terluka bahkan masih mengenakan perban di kepala. Sejenak mereka melupakan kengerian perang.

Sheffield berhasil mengalahkan Chelsea 3-0. Tiga gol Sheffield dicetak Simmons (36), Fazackerley (84'), dan Kitchen (88).

 

4 dari 4 halaman

Pesepak Bola Bermasker

Momen lain yang menunjukkan 'kekuatan sepak bola' semasa PD I juga tampak pada foto sebelas pria bertopeng yang berbaris rapi di bawah sebuah mistar gawang. Foto ini berasal dari museum nasional Prancis yang diabadikan tahun 1916.

Utus punya usut, mereka adalah tentara-tentara Inggris yang tengah berada di Prancis Utara. Tidak disebutkan siapa saja pria-pria misterius itu. Namun yang pasti, topeng yang digunakan ternyata bukan untuk menyembunyikan identitas mereka. Pada keterangan foto disebutkan bahwa kesebelas pria itu ternyata tengah mengenakan masker anti gas beracun.

Sementara itu, foto lainnya juga menunjukkan tentara-tentara bermasker tengah bermain di lapangan. Dua orang tampak terjatuh, sementara pemain lainnya menggiring bola. Lapangan berlumpur tak menyurutkan keinginan mereka bermain bola...

Cerita lengkapnya bisa Anda teruskan dengan mengklik tautan ini. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya