Potensi Penguatan Rupiah Masih Terbuka Lebar

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.062 per dolar AS hingga 14.135 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Jun 2020, 10:51 WIB
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rupiah ditutup menguat 170 poin atau 1,19 persen menjadi Rp14.113 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.283 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat ini. Namun analis memperkirakan potensi penguatan masih terbuka lebar.

Mengutip Bloomberg, Jumat (19/6/2020), rupiah dibuka di angka 14.062 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.077 per dolar AS. Namun menjelang siang, rupiah melemah ke 14.135 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.062 per dolar AS hingga 14.135 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,94 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.242 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.186 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan diprediksi akan menguat tipis di tengah variasi sentimen eksternal dan domestik.

"Sesuai ekspektasi, BI memangkas suku bunga acuannya yang tentunya memberikan sentimen positif untuk rupiah, karena pemangkasan bisa membantu meningkatkan aktivitas ekonomi Indonesia," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari antara.

Namun, lanjut Ariston, faktor penggerak rupiah bukan hanya terkait penurunan suku bunga BI saja. Rupiah dinilai masih sangat rentan dengan faktor dari luar.

"Saat ini dari luar masih ada tarik menarik antara sentimen positif dan negatif sehingga rupiah belakangan ini bergerak tipis," kata dia

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Ketegangan Geopolitik

Beberapa pecahan uang baru yang sudah dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang dapat ditukarkan di Blok M, Jakarta, Senin (19/12). Sedangkan uang rupiah logam terdiri atas pecahan Rp 1.000, Rp 500, Rp 200, dan Rp 100. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ariston menambahkan, pembukaan ekonomi kembali di tengah pandemi memberikan sentimen positif ke pasar, termasuk ekonomi new normal di Indonesia.

Namun di sisi lain, pasar masih mewaspadai peningkatan penyebaran virus covid-19 dan gelombang kedua yang bisa menurunkan kembali aktivitas ekonomi.

"Ketegangan geopolitik regional di Asia antara dua Korea serta China dan India, juga bisa menahan penguatan rupiah terhadap dolar AS," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak menguat tipis lagi ke kisaran 14.000 per dolar AS dan potensi pelemahan ke 14.100 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya