BI Tambah Likuiditas Perbankan Rp 167,7 Triliun di Mei 2020

BI kembali memberi tambahan likuiditas bagi perbankan sebesar Rp167,7 triliun untuk program pemulihan ekonomi

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mei 2020, 15:46 WIB
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) kembali memberi tambahan likuiditas bagi perbankan sebesar Rp167,7 triliun untuk program pemulihan ekonomi lewat pelonggaran kuantitatif atau Quantitative Easing (QE). Di mana total suntikan likuiditas ke perbankan tersebut diberikan sepanjang periode Mei 2020.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, penggunaan tambahan QE tersebut diberikan untuk penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah sekitar Rp102 triliun.

Kemudian sekitar Rp15,8 triliun itu tidak mewajibkan tambahan giro bagi yang tak memenuhi Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM).

"Sementara sisianya digunakan untuk trem-repo dan FX Swap sebesar Rp49,9 triliun," katanya dalam video conference di Jakarta, Kamis (28/5/2020).

Dia mengatakan, sepanjang Januari-April 2020 injeksi likuiditas ke perbankan telah tersalurkan mencapai Rp415,8 triliun. Sehingga total secara keseluruhan telah dikeluarkan BI termasuk tambahan di Mei 2020 mencapai sebesar Rp583,5 triliun

 

2 dari 2 halaman

Pembelian SBN

Ilustrasi Bank Indonesia.

Adapun QE yang dilakukan oleh bank sentral dari Januari hingga April 2020, terdiri dari pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang telah dilepas asing di pasar sekunder yang menambah likuiditas sekitar Rp166,2 triliun.

Selain itu, term repo perbankan menambah likuiditas sebesar Rp160 triliun. Ada juga penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah pada bulan Januari dan April yang memberi likuiditas sebesar Rp53 triliun dan FX Swap Rp36,6 triliun.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya