ITB Kembangkan Teknik Ionisasi untuk Mensterilkan Masker N95

Terobosan yang dilakukan tim dari ITB ini membantu agar masker N95 yang kini jumlahnya terbatas bisa digunakan kembali.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 28 Apr 2020, 08:00 WIB
Masker N95 yang efektif menghalangi 95 persen partikel yang masuk (terutama PM10).

Liputan6.com, Jakarta Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan kabin sterilisasi masker N-95. Lewat teknik ionisasi udara, masker N95 dimasukkan ke dalam kabin sterilisasi sehingga masker yang kini jumlahnya terbatas ini dapat digunakan kembali.

Berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan, sterilisasi masker bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, disimpan di kantong kertas dan dibiarkan selama 3-4 hari dengan prinsip kalau ada virus akan rusak karena tidak ada media untuk berkembang biak. Rekomendasi kedua adalah dipanaskan sampai 70 derajat Celsius di dalam oven. Lalu, rekomendasi ketiga diberi uap panas.

Metode yang tidak direkomendasikan untuk sterilisasi masker adalah dengan menggunakan sinar UV karena bisa merusak lapisan masker N95.

Supaya tidak merusak masker, maka proses sterilisasi dilakukan di temperatur kamar tanpa adanya pemanasan. "Kami tidak menggunakan sinar UV dan tidak menggunakan pemanasan karena khawatir menyebabkan penurunan kualitas masker N95,” kata Yuli Setyo Indartono dari Tim Laboratorium Energi Terbarukan, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB seperti dikutip dari laman resmi ITB, Senin (27/4/2020).

“Maka kami menggunakan ionisasi udara. Dari berbagai penelitian ilmiah, ion negatif bisa merusak struktur bakteri dan virus,” katanya.

Tim ini juga menggunakan dehumidifier untuk menurunkan kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, maka udara akan menyerap air dari masker seperti disampaikan Yuli.

 

2 dari 3 halaman

Komponen Kabin Sterilisasi

Tim Laboratorium Energi Terbarukan, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan kabin sterilisasi untuk masker N-95. (Humas ITB)

Di dalam kabin sterilisasi terdapat tiga komponen utama yaitu alat yang menghasilkan ion udara, kipas kecil, dan alat untuk menurunkan kelembapan udara. Dipasang juga timer untuk mengatur sterilisasi. Proses sterilisasinya membutuhkan waktu sekitar dua jam.

Alat ini telah diuji di Laboratorium Mikrobiologi di Sekolah Farmasi ITB oleh Prof Marlia Singgih Wibowo dan Prof. Pingkan Aditiawati di SITH ITB. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kabin ini mampu mendekontaminasi koloni bakteri Staphylococcus aureus dan E.coli pada permukaan kasa sebanyak 90 persen selama 90 menit.

Pada Senin, 20 April 2020, kabin sterilisasi ini telah diserahkan kepada Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk pengujian lebih lanjut. Sudah ada beberapa rumah sakit lain yang minta dikirim produk ini. 

3 dari 3 halaman

Saksikan Juga Video Menarik Berikut

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya