Cegah Covid-19, PGI Minta Gereja Sediakan Model Peribadatan Via Digital

PGI menilai untuk memanfaatkan momentum produktivitas dari rumah untuk dapat lebih menghangatkan suasana kekeluargaan, berdoa bersama yang diyakini jarang dilakukan akibat kesibukan sehari-hari.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 17 Mar 2020, 12:31 WIB
ilustrasi memanjatkan doa. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) merilis imbauan kepada para umat Tuhan untuk mendukung arahan Presiden Joko Widodo, yakni social distancing. Karenanya, kepada seluruh pimpinan gereja PGI meminta dilakukan bentuk-bentuk peribadatan yang dapat menjangkau umat di rumah masing-masing, melalui alat bantu media sosial.

"Kami mengimbau, dengan perkembangan teknologi digital, sehingga tersedia alternatif bagi umat untuk tetap beribadah dari rumah masing-masing. Kita harus dapat menilai penyelenggaraan ibadah di rumah masing-masing, sebagai juga persekutuan ibadah yang tak kurang nilainya dengan persekutuan ibadah di Gereja," tulis Ketua Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom dalam siaran pers di situs resmi PGI, Selasa (17/3/2020).

Kepada para umat, PGI menilai untuk memanfaatkan momentum produktivitas dari rumah untuk dapat lebih menghangatkan suasana kekeluargaan, berdoa bersama yang diyakini jarang dilakukan akibat kesibukan sehari-hari.

"Ini momen langka oleh rupa-rupa sebab. Nilai-nilai kekeluargaan kiranya dapat kita hidupi kembali melalui momen langka ini. Keluarga adalah inti masyarakat; Allah juga menyapa kita lewat keluarga," jelas Pendeta Gomar.

Namun demikian, PGI tidak melarang apabila masih ada gereja yang menyelenggarakan kegiatan peribadatan seperti biasa. Hanya saja kepada pengurus gereja harap dapat memperhatikan sejumlah poin penting sebelum dan sesudah dilakukannya peribadatan, sebagai berikut:.

Pertama, lakukanlah fogging disinfektan pada ruang ibadah sehari sebelum ibadah, atau setidaknya pastikan pembersihan total ruangan ibadah.

Kedua, sediakanlah fasilitas cuci tangan (air mengalir dan sabun antiseptik) dan hand sanitizer pada beberapa titik di sekitar tempat persekutuan atau ibadah. Pastikan bahwa semua umat melalui proses cuci tangan ini sebelum memasuki ruang ibadah.

Ketiga, sediakan pengukur suhu di pintu masuk tempat ibadah, dan pastikan semua umat diukur suhu tubuhnya. Apabila ada warga memiliki suhu tubuh di atas 38 derajat celcius, agar diminta segera pulang dan periksakan diri ke dokter. Demikian pula dengan umat yang sedang memiliki gejala-gejala flu, batuk dan sesak napas.

Keempat, sebaiknya dihindari kontak langsung seperti bersalaman sesama umat. Bisa dikembangkan ragam alternatif untuk bersalaman seperti membungkuk, melambaikan tangan atau salam ‘namaste.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Atur Posisi Duduk

Kelima, untuk posisi duduk selama di dalam ruangan ibadah, kiranya dapat diatur dengan jarak yang aman/memadai.

Keenam, pemberian persembahan yang umumnya menggunakan kantong kolekte sebaiknya diganti dengan pemberian ke kotak khusus yang diletakkan sesuai aturan masing-masing gereja untuk memudahkan lalu lintas umat yang akan memberi persembahannya.

Demikian pula dalam penghitungan persembahan seusai ibadah, sebaiknya para petugas menggunakan sarung tangan sekali pakai dan tidak mengusap seputar wajah selama proses penghitungan, sebelum mencuci tangan dengan bersih.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya