Top 3: Terkuaknya Motif Penembakan Brutal Tentara Thailand Jadi Sorotan

Simak berikut ketiga artikel dalam Top 3 kanal Global Liputan6.com edisi Senin, 10 Februari 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Feb 2020, 10:01 WIB
Sejumlah tentara komando bersenjata berjalan di luar mal Terminal 21 Korat saat terjadi penembakan di Nakhon Ratchasima, Thailand, Minggu (9/2/2020). (AP Photo/Sakchai Lalitkanjanakul)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi penembakan keji yang dilakukan tentara Thailand yang mengamuk di dalam mal ini tentu sangat mengejutkan. Penembakan bermula pada Sabtu 8 Februari malam ketika tentara itu menembaki sebuah rumah sebelum bergeser ke pangkalan militer dan kemudian ke pusat perbelanjaan di Nakhon Ratchasima, yang berada 250 Km dari Ibu Kota Bangkok.

Berdasarkan hasil identifikasi polisi, tersangka bernama Jakrapanth Thomma. Kepolisian Thailand meyakini penembak brutal itu bersembunyi di basemen pusat perbelanjaan di timur laut Thailand.

Artikel ini menjadi yang paling populer di kanal Global Liputan6.com.

Artikel berikutnya yang tak kalah menarik perhatian, masih terkait informasi yang sama, yaitu mengenai detik-detik tentara Thailand bunuh atasannya hingga berondong tembakan di mal.

Detik-detik penembakan tersebut terungkap. Awalnya, pelaku diketahui sempat cekcok dengan atasannya. Ia lantas mengakhiri hidup atasannya. 

Dia dilaporkan menembak orang di rumah pribadi, beberapa penjaga, sejumlah tangki bensin, hingga menembak seorang polisi yang mengejarnya saat ia lari dari pangkalan.

Tak hanya itu, tentara itu juga mencuri lebih banyak senjata di pangkalan militer. Dalam insiden itu tercatat 27 orang meninggal dunia akibat aksi penembakan tentara Thailand itu.

Artikel ketiga yang juga tak kalah menarik perhatian datang dari informasi terkait kelompok agama minoritas di Iran yang kian hadapi tekanan dari pemerintah. 

Di Iran ada empat agama yang diakui secara resmi: Islam, Kristen, Yahudi dan Zoroaster. Masih ada kelompok-kelompok agama yang lebih kecil dan statusnya tidak diakui. Mereka sering mengalami diskriminasi, beberapa bahkan sering mengalami penindasan brutal, seperti penganut agama Bahai.

Simak berikut ketiga artikel dalam Top 3 kanal Global Liputan6.com edisi Senin, 10 Februari 2020:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

1. Korban Tewas Jadi 26, Motif Penembakan Brutal Tentara Thailand Terkuak

Tentara mengawal pengunjung yang keluar dari mal Terminal 21 Korat saat terjadi penembakan di Nakhon Ratchasima, Thailand, Minggu (9/2/2020). (AP Photo/Sakchai Lalitkanjanakul)

Korban penembakan brutal yang terjadi pada sebuah mal di Thailand terus meningkat. Kini, jumlahnya tercatat ada 26 korban tewas. 

Pelaku Jakraphanth Thomma juga ditembak mati petugas keamanan. Total kematian menjadi 27 orang. 

Menurut laporan MThai, hingga Minggu (9/2/2020) siang, jumlah korban luka ada 57 orang. 32 orang dibawa ke rumah sakit dan 25 sudah dipulangkan. 

Pelaku penembakan tewas sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat. Kementerian Pertahanan Thailand masih enggan merilis informasi detail terkait pelaku. 

Baca selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. Detik-Detik Tentara Thailand Bunuh Atasannya hingga Berondong Tembakan di Mal

Dua tentara terlihat dalam mal Terminal 21 Korat saat terjadi penembakan di Nakhon Ratchasima, Thailand, Minggu (9/2/2020). (AP Photo/Sakchai Lalitkanjanakul)

Thailand dikejutkan oleh aksi keji seorang tentara yang mengamuk di dalam mal. Belum jelas apa motif penembakan.

Detik-detik penembakan tersebut terungkap. Awalnya, pelaku diketahui sempat cekcok dengan atasannya. Ia lantas mengakhiri hidup atasannya.

Dia dilaporkan menembak beberapa orang di rumah pribadi, meninggalkan dua orang tewas dan satu terluka. Kemudian membawa Humvee ke pangkalan militer dan mencuri lebih banyak senjata. Dia menembak beberapa penjaga, satu di antaranya mengalami luka fatal.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand menyebut kemampuan si pelaku penembakan cukup handal. Akhirnya, ia berhasil dieksekusi pasukan keamaman pada Minggu (9/2/2020).

Baca selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Kelompok Agama Minoritas di Iran Kian Hadapi Tekanan dari Pemerintah

ilustrasi. (iStock)

Di Iran ada empat agama yang diakui secara resmi: Islam, Kristen, Yahudi dan Zoroaster. Masih ada kelompok-kelompok agama yang lebih kecil dan statusnya tidak diakui. Mereka sering mengalami diskriminasi, beberapa bahkan sering mengalami penindasan brutal, seperti penganut agama Bahai.

Para penganut kelompok agama yang tidak diakui secara resmi, dulu di formulir permohonan KTP bisa memilih "agama lain" pada kolom agama. Dengan peraturan yang baru, kolom itu sekarang hilang.

Pilihannya tinggal empat agama yang diakui secara resmi, sehingga mereka terpaksa memilih salah satu agama yang tertera, seperti mengutip dari DW Indonesia, Sabtu (8/2/2020). 

Kelompok agama Bahai memiliki sekitar 300 ribu anggota di seluruh Iran dan termasuk kelompok minoritas yang kecil. Kelompok terbesar adalah Yarsani, dengan sekitar dua juta anggota.

Baca selengkapnya...

 

Reporter: Jihan Fairuzzia 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya