Heboh Foto Aneh Candi Borobudur yang Dianggap Merusak Citra Pariwisata Indonesia

Akun Instagram resmi Kemenparekraf @indtravel belakangan menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial, usai memuat ulang foto drone Candi Borobudur.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 30 Jan 2020, 12:12 WIB
Penampakan Cani Borobudur aneh di akun Instagram resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Akun Instagram resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif @indtravel belakangan menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial, usai memuat ulang gambar foto drone Candi Borobudur hasil jepretan @jerre_stead. Foto drone Candi Borobudur itu tampak aneh dengan latar belakang gunung yang sangat lancip.

Unggahan ulang itu pun mendapat respons beragam dari warganet. Mereka banyak yang mempertanyakan keabsahan foto drone tersebut, dan menganggapnya bisa merusak citra pariwisata Indonesia.

Akun @turissendaljepit misalnya, dirinya berkomentar, "sejak kapan (Borobudur) kayak gini min, lebih baik yang nyata sih..olah digital menuturku sah saja, tapi kalau berlebihan kurang baik."

Sementara @henki_ph mengatakan, "please lah, mana ada di Borobudur seperti ini, jangan membohongi publik, tidak ada view gunung seperti itu di Borobudur."

Penelusuran Liputan6.com, akun Instagram @jerre_stead memang kerap melakukan digital imaging pada karya fotonya, sehingga nampak dramatis dan menawan dari foto yang sebenarnya. Selain Candi Borobudur, dirinya juga pernah melakukan hal serupa terhadap foto air terjun Tumpak Sewu dan beberapa destinasi wisata di Bali.

Fotografer profesional Barry Kusuma punya pandangannya sendiri. Kepada Liputan6.com dirinya mengatakan, dalam fotografi, sah-sah saja bagi fotografer melakukan digital imaging atau olah digital pada sebuah foto hasil karyanya. Apalagi untuk kebutuhan komersil, seperti untuk iklan dan promosi. Hal itu sudah banyak dilakukan fotografer travel di Instagram, sehingga foto mereka tampak lebih bagus dari aslinya.  

"Kalau yang sifatnya foto travel jurnalistik itu baru ada aturannya. Foto jurnalistik jelas tidak boleh mendigital imaging, memakai kamera infra red, atau memakai lensa fish eye. Karena itu sifatnya jadi mengurangi dan menambahkan objek," katanya. 

Soal foto digital imaging Candi Borobudur yang diunggah ulang di akun resmi pemerintah, menurut Barry Kusuma, hal itu masih dalam tahap kewajaran. 

"Karena itu kan karyanya orang, akun Kemenpar hanya mengunggah ulang. Kecuali kalau Kemenpar yang membuat foto seperti itu, lalu dia posting di sosial media dan websitenya, yang seharusnya sifatnya informasi, itu jelas gak boleh. Karena itu sudah bikin miss informasi," katanya.  

 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya