Cegah Masalah Kesehatan, Pemerintah Tiongkok Larang Warga Main Gim di Atas Jam 10 Malam

Tiongkok memutuskan untuk memperketat aturan kebiasaan bermain gim bagi masyarakatnya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 10 Nov 2019, 14:00 WIB
Ilustrasi Game konsol (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Banyaknya kasus masalah kesehatan akibat video gim membuat pemerintah Tiongkok mengeluarkan peraturan yang lebih keras terkait kebiasaan masyarakatnya dalam bermain.

Warga dilarang bermain lebih dari jam 10 malam serta lebih dari 90 menit di hari kerja dan lebih dari tiga jam di akhir pekan atau liburan.

Sementara, bagi mereka yang ingin mengeluarkan uang untuk memperkuat karakter gimnya, tampaknya juga harus dibatasi hingga maksimal sekitar 800 ribu dalam sebulan.

Melansir The New York Times pada Minggu (9/11/2019), peraturan tersebut dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi masalah kecanduan gim pada anak muda. Para pejabat juga menuding bahwa meningkatnya rabun jauh dan kinerja akademik yang buruk disebabkan karena kebiasaan tersebut.

"Masalah-masalah ini memengaruhi kesehatan fisik dan mental anak di bawah umur, serta pembelajaran dan kehidupan normal mereka," kata National Press and Publication dalam pernyataan yang diterbitkan di kantor berita Xinhua.

 

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Daftarkan Akun Sesuai Identitas

Ilustrasi Game mobile (iStockPhoto)

Mengutip NPR, peraturan tersebut mengharuskan bahwa masyarakat yang akan bermain gim daring untuk mendaftarkan akun mereka dengan nama asli dan nomor telepon, sehingga pemerintah bisa mengawasi waktu permainan.

Selain itu, warga Tiongkok juga dilarang bermain gim yang menggambarkan hal-hal eksplisit seksual, kekerasan, serta perjudian.

Tahun lalu, presiden Tiongkok Xi Jinping telah meminta pihak berwenang untuk bertindak untuk mengatasi masalah terkait gim. Semakin banyaknya anak-anak dengan penglihatan yang buruk.

Di sisi lain, tetap ada kritik terkait hal ini. Salah satunya untuk permainan yang tidak terhubung lewat jaringan internet.

Yang Bingben (35), salah seorang pemilik perusahaan industri teknologi mengatakan bahwa dia khawatir masih banyak anak yang menemukan cara untuk tetap bermain gim. Dia mencontohkan putranya yang bermain tanpa perlu koneksi internet.

"Kita harus mengembangkan hal-hal baru untuk menggantikan gim," kata Bingben. Dia merekomendasikan pemerintah untuk lebih fokus membangun tempat-tempat olahraga seperti stadion dan lapangan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya