Kemhan Tambah Anggaran untuk Kembangkan Industri Pertahanan

Penambahan anggaran untuk Industri Pertahanan saat ini masih dalam proses penghitungan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 08 Nov 2019, 17:35 WIB
Pengunjung berswafoto saat mengunjungi Indo Defence 2018 Expo and Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (9/11). Pameran ini menjadi ajang promosi bisnis dan teknologi bagi industri pertahanan Indonesia dan dunia. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Wahyu Sakti Trenggono menyebut, pihaknya akan menambah anggaran untuk industri pertahanan nasional. Anggaran tersebut ditambahkan agar industri pertahanan nasional dapat berkembang.

"Ya ditambah. Artinya kita akan berusaha semaksimal mungkin. Yang bisa dilakukan di lokal akan dilakukan," ujar Trenggono di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (8/11/2019).

Dia enggan menyebut, berapa jumlah anggaran yang ditambahkan untuk industri pertahanan. Sebab, saat ini masih dalam proses penghitungan.

Namun, dia memastikan akan memberi kesempatan kepada sejumlah industri pertahanan nasional, seperti PT Pindad, PT PAL, serta PT Dirgantara Indonesia untuk berinovasi. Hal ini juga salah satu cara pihaknya mendorong industri pertahanan nasional.

"Kasih kesempatan semaksimal mungkin. Kasih kesempatan supaya dia jadi lebih cepat maju," tutur Trenggono.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Tekan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Rapat terbatas perdana dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju itu mengangkat topik Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memanfaatkan anggaran belanja di bidang pertahanan untuk memacu industrialisasi di dalam negeri. Jokowi juga mengingatkan Prabowo agar meminimalisir anggaran impor.

"Sedapat mungkin jangan sampai kita impor semuanya, tetapi harus di anggaran yang ada harus dimanfaatkan untuk pengembangan industri strategis, dari hulu sampai ke hilir," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Kamis 31 Oktober 2019.

Jokowi juga ingin agar belanja pertahanan memenuhi minimum esensial force yang sudah ditargetkan. Untuk itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta Prabowo melakukan kerja sama dengan BUMN dan swasta untuk memicu ekspor di bidang pertahanan.

"Kerja sama dengan BUMN kerja sama dengan swasta terus dilakukan. Bahkan kita ingin agar produk-produk yang ada itu bisa kita ekspor," jelas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya