JPO Tanpa Atap di Sudirman Akan Diberi Lampu Warna-warni

Hari mengatakan, konsep JPO terbuka akan diterapkan di beberapa jembatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2019, 18:07 WIB
Petugas Bina Marga DKI Jakarta mengecat jembatan penyeberangan orang (JPO) yang tidak beratap di jalan Sudirman, Rabu (6/11/2019). Pemprov DKI melalui Dinas Bina Marga mencopot atap JPO Sudirman agar pejalan kaki dapat menikmati pemandangan gedung-gedung pencakar langit. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Bina Marga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak akan hanya mencopot atap jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Sudirman. Kepala Dinas Bina Marga DKI Hari Nugroho mengatakan, pencopotan atap JPO bukan tidak ada polesan estetika lainnya.

Hari mengatakan, jembatan tanpa atap akan dihiasi dengan lampu-lampu hias di sisi luar jembatan. Ia menyebutnya mirip seperti Jembatan Semanggi.

"Nanti dibagusin, tenang saja. Nanti kalau menyeberang, lampunya nanti ada di bawah, bukan di atas, luarnya nanti dikasih lampu warna warni juga," kata Hari saat dihubungi, Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Dia mengatakan, konsep JPO terbuka akan diterapkan di beberapa jembatan. Ditargetkan, jembatan penyeberangan berkonsep terbuka akan selesai akhir tahun ini.

Hari menegaskan, desain JPO akan dibentuk dengan memperhatikan konektivitas jembatan dengan halte Transjakarta.

"Kalau mau masuk halte kan dari perkantoran atau mungkin dari yang tertutup, kita tutup sampai ke halte (beratap)," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Minta Alternatif Saat Hujan

Atap jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Jalan Sudirman dibuka Pemprov DKI Jakarta. (Liputan6.com/Rizki Putra Aslendra)

Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus meminta pihak Pemprov DKI Jakarta dapat menjelaskan akses mana saja yang dapat dilalui pejalan kaki seiring dicopotnya atap jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat.

Dia menyebut saat ini musim hujan sudah mulai tiba. Sehingga JPO tanpa atap pasti dipertanyakan oleh sejumlah pihak.

"Pihak Pemprov DKI bisa jelaskan akses-akses mana yang bisa dijadikan penyeberangan di daerah situ ataukah nanti lewat terowongan," kata Alfred saat dihubungi, Rabu (6/11/2019).

Dia mencontohkan seperti halnya masyarakat dapat melewati Stasiun MRT bawah tanah terdekat saat musim penghujan. Alfred menilai sebenarnya JPO bukanlah infrastruktur yang layak untuk pejalan kaki.

Sebab kata dia, lokasi yang ramah yakni perlintasan sebidang zebra cross atau pelican crossing. Namun pihaknya menyadari hal itu sulit untuk direalisasikan di Jalan Sudirman-Thamrin.

"JPO itu sangat tidak layak, lebih bagus itu dirobohkan sebenernya," ucap Alfred.

 

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya