Kilang Tuban Ditargetkan Beroperasi di 2025

Pertamina dan Rosneft bersepakat untuk mengembangkan konsep komplek kilang dan petrokimia yang memiliki daya saing yang tinggi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Okt 2019, 12:32 WIB
Petugas melakukan pengecekan di area Refinery Unit V Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (22/7/2019). Kapasitas Kilang Balikpapan akan ditingkatkan dengan adanya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, menandatangani perjanjian dengan Spanish Tecnicas Reunidas SA, untuk melaksanakan desain dasar (Basic Engineering Design /BED) dan desain rinci (Front-End Engineering Design /FEED) terkait proyek pembangunan kompleks kilang minyak dan petrokimia di Tuban, Jawa Timur.

VP Corporate CommunicationPT Pertamina (Persero Fajriyah Usman mengatakan, kerjasama ini akan meningkatkan kemajuan pembangunan kilang Tuban rencananya akan mulai beroperasi pada 2025.

"Bagi Pertamina, penandatanganan kali ini merupakan tonggak penting atas kemajuan proyek Kilang Tuban," kata Fajriyah, di Jakarta, Rabu (30/10/2019).

PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia merupakan yang merupakan usaha patungan antara Pertamina dan Rosneft PJSC yang dibentuk sejak Oktober 2016, dengan kepemilikan saham Pertamina sebanyak 55 persen dan Rosneft 45 persen sisanya.

Usaha patungan dua perusahaan migas ini dibentuk dengan melihat kondisi pasar dan prospek pertumbuhan Indonesia yang menjanjikan. Hal inilah yang kemudian mendorong Pertamina dan Rosneft bersepakat untuk mengembangkan konsep komplek kilang dan petrokimia yang memiliki daya saing yang tinggi.

Bahkan pabrik tersebut nantinya diprediksi akan menjadi salah satu kilang dengan teknologi tercanggih di dunia dengan indeks kompleksitas Nelson mencapai 13.1.

"Proyek tersebut akan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia, baik dalam penyediaan infrastruktur yang diperlukan maupun kebutuhan lainnya," ujar Fajriyah.

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Olah Pertrokimia

Perahu kayu membawa muatan melintas di dekat kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). RU IV Cilacap menjadi kilang dengan kapasitas terbesar di Indonesia. (Liputan6.com/JohanTallo)

Kilang Tuban didesain dengan kapasitas pengolahan utama hingga 15 mmta, yang sebagian diantaranya akan mengolah Petrokimia seperti produk Etilen sebanyak 1 mmta dan hidrokarbon aromatik sebanyak 1,3 mmta.

Sebagai bagian dari New Grass Root Refinery (NGRR) yang dibangun Pertamina, Kilang Tuban akan menjadi penopang bisnis Pertamina ke depannya. Baik untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri, maupun untuk menghasilkan produk petrokimia yang bernilai tinggi.

Dengan adanya tambahan kilang Tuban dan beberapa kilang lainnya, maka Indonesia diprediksi tidak perlu mengimpor BBM setelah semua proyek kilang selesai. Lebih dari itu, Pertamina juga bisa memasok produk hasil olahannya yang berlebih ke pasar komersial. Hal ini tentunya menjadi perhatian utama perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja dan kesejahteraan Indonesia.

"Dan dari titik inilah, klaster industri kimia baru akan tercipta di Tuban," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya